Manajemen Kaderisasi Sumber Daya Manusia – Sesi 2

111

Sesi Ke-2 : Al-Ustadz Fajar Suryono, S.Kom.

Pengertian kaderisasi jika kita melihat pada salah satu artikel, merupakan usaha pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti suatu silabus tertentu. Kaderisasi dalam sebuah lembaga mutlak diperlukan dimana kaderisasi adalah sarana untuk membentuk kader yang akan melanjutknan regenerasi. Sedangkan di pondok pesantren Darunnajah pada saat Ikrar Wakaf ke 2 tahun 1994  para pengurus melakukan komitmen untuk melakukan kaderisasi. Diantara yang dibentuk dalam program kaderisasi ini adalah :

  1. Membangun visi Darunnajah untuk mencetak kader pemimpin umat yang Tafaqquh Fiddin.
  2. KH Abdul Manaf mewakafkan untuk umat.
  3. Membentuk dewan Nadzhir untuk mewujudkan dan mengenal cita-cita Darunnajah.
  4. Mengirim kader ke Gontor.

Periodisasi Darunajah dalam sejarah pengkaderannya baru secara besar di perhatikan pada sekitar tahun 2011, sehingga periode ini disebut juga sebagai periode kader. Pada periode ini juga banyak kader dari luar yang diajak untuk bekerjasama dengan para santri dari setiap lembaga lain akan dididik di Pondok Pesantren Darunnajah dan akan kembali ke tempat asalnya sesuai dengan kesepakatan yang berlaku.

Adapun jika dilihat pada piramida kaderisasi di Pesantren Darunajah, Guru Tetap/Wakaf menempati posisi tertinggi setelah itu Guru S1 dan setelahnya ada Guru Pengabdian dan di ikuti oleh Santri. Dengan komposisinya adalah sebagai berikut :

  • Guru keluarga : 20%
  • Guru S1/S2 : 10%
  • Guru tahun 2 s/d 4 : 30%
  • Guru pengabdian tahun pertama : 40%

Outpute yang bisa diperoleh dari program kaderisasi di Pondok Pesantren Darunnajah adalah, para kader selanjutnya dapat melanjutkan program kaderisasi ke lembaga cabang lain.

Mengenai sistem kader di Pesantren Darunnajah, terbagi menjadi dua yaitu : Kader Darunajah dan Kader Ummat. Yang membedakan diantara dua kader ini adalah, untuk Kader Darunnajah akan diberi ketetapan untuk selamanya di pondok. Sedangkan Kader Ummat, mereka adalah utusan-utusan kelembagaan yang datang dan belajar di Darunnajah. Saat ini di Pesantren Darunnajah ada sekitar 21 Kader Darunnajah dan  180 kader Ummat.

Untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas dari setiap kader maka Pesantren Darunnajah melakukan pembinaan secara bertahap.

Untuk mendukung jalannya program kaderisasi di Pesantren Darunnajah tentunya diperlukan biaya, karena sejatinya sebuah kegiatan atau program apapun bentuknya harus membutuhkan biaya untuk mempermudah kegiatan tersebut. Mengenai skema pembiayaan kader pesantren di Darunnajah bersumber dari dana ekspansi lembaga, pinjaman lunak dan rekomendasi Darunnajah.

Sedangkan mengenai skema pembinaan di Pesantren Darunnajah, pembinaan dilakukan melalui kepemimpinan Transformatif yang berarti pemimpin mengarahkan atau memotivasi para pengikutnya pada tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas anggotanya. Dan juga kepemimpinan delegatif, yaitu sebuah gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan untuk bawahannya yang mempunyai kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnya yang untuk sementara waktu tak bisa dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab.

Di Pesantren Darunnajah dalam mengambil keputusan dan transformasi nilai diputuskan dalam beberapa musyawarah yaitu :

  • Hasil rapat pendidikan dan pengasuhan
  • Hasil rapat wali kelas dan wali asrama
  • Hasil rapat departemen rumah tangga.

Artinya setiap bagian punya rapat-rapat tertentu yang berguna untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di setiap bagiannya.

Adapaun jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh Pesantren Darunnajah dalam organisasi atau disebut sebagai Mazhab Organisasi, yaitu mazhab organisasi kerja. Artinya, sebagai orang-orang yang tinggal dan berkembang dalam sebuah organisasi maka seharusnya nilai yang harus diambil adalah saling menopang atau membantu satu sama lain. Dan mazhab yang harus ditinggalkan dalam organisasi adalah, Mazhab mekanisme kerja, karena pada pola pikir atau metode seperti ini setiap orang yang ada dalam organisasi hanya mengutamakan pertanggung jawaban tiap-tiap bagian.

Masih mengenai organisasi, terdapat 5 level kepemimpinan organisasi dan perannya yaitu:

  • Tingkat 1 : Pada level ini terdapat guru baru, dan anggota di setiap bagian. Dan kemampuan yang harus dimiliki pada level ini adalah pola pikirnya yang mumpuni.
  • Tingkat 2 : Pada level ini setiap orang harus mampu menggerakan bagian (organisasi) atau temannya yang lain.
  • Tingkat 3 : Pada level ini terdapat Direktur departemen, yang sangat bertanggung jawab terhadap mengorganisir manusia-manusia lain.
  • Tingkat 4 : Di isi oleh wakil pengasuh, yang bertugas untuk menjaga komitmen visi dan misi.
  • Tingkat 5 : pada tingkat ini pemimpin harus mampu untuk membangun kehebatan yang bertahan lama melalui perpaduan dari kerendahan hati dan perfeksionisme.

Untuk meningkatkan kualitas organisasi maka ada 3 pola KS yaitu :

  1. Komunikasi, dan perlu diketahui bahwa komunikasi hanya berlaku bagi orang yang memiliki nilai. Nilai disini memiliki arti nilai pengetahuan.
  2. Koordinasi, hanya akan terjadi pada orang yang memiliki semangat dan tujuan.
  3. Kolaborasi, ibarat bekerja dalam sebuah teamwork, yang bertugas untuk menyatukan potensi (kekuatan) dan kelebihan dalam sebuah teamwork. (Irfandi)