Urgensi Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren

129

Urgensi Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren

Saat ini, Pondok Pesantren dituntut untuk berinovasi dalam mengintegrasikan sistem pendidikan. Jenjang Pendidikan yang ada di lingkungan pesantren tidak lagi dibatasi pada pendidikan dasar dan menengah saja, akan tetapi juga memasukkan Pendidikan Tinggi.

Pada jenjang ini – Perguruan Tinggi-, pesantren yang merupakan wadah kaderisasi generasi masa depan akan semakin menyempurnakan potensi lembaga pendidikan yang berkelanjutan dalam pengembangan keilmuan.

Perguruan Tinggi menjadi tempat persemaian bagi para ilmuan yang berkarakter mulia. Mereka dididik pada berbagai bidang keilmuan pada level pendidikan tertinggi, agar siap berkiprah di masyarakat dan berkompetisi global di berbagai bidang lapangan pekerjaan.

Jenjang pendidikan ini menjadi ujung tombak dalam persiapan ke arah itu. Selain itu, Perguruan tinggi juga menjadi tempat pendidikan spiritual dan moral dalam menjalankan proses pengembangan karakter seorang Muslim.

Para dosen dan mahasiswa berinteraksi dalam membangun kepribadian dan intelektualitas dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia untuk generasi masa depan.

Dari situ, urgensi posisi Perguruan tinggi berbasis pesantren menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai tantangan zaman yang menuntut lembaga Pendidikan, agar mampu mempersiapkan kader-kader masa depan dengan berbagai bekal baik karakter maupun keilmuan.

Pada aspek karakter, para mahasiswa dituntut memiliki nilai yang berkaitan dengan keagamaan yakni keimanan, ketakwaan, kejujuran, dan kesabaran. Mereka juga harus memiliki sifat yang ditunjukkan dalam kinerja seperti kerja keras, tangguh, pantang menyerah, sungguh-sungguh, dan tuntas.

Selain itu, mereka juga dituntut memiliki berbagai kompetensi global seperti nalar kritis dan kreatif, mampu berkomunikasi dengan baik, dan siap untuk berkolaborasi dalam berbagai bidang. Hal ini adalah rekomendasi proyeksi Pendidikan Abad 21 dan menjadi penekanan bagi seluruh dunia Pendidikan.

Perguruan Tinggi pesantren memiliki kesempatan besar dalam mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam berbagai bidang keilmuan. Para mahasiswa yang berada di kampus selama dua puluh empat jam akan mendapatkan kesempatan besar untuk menggali nilai-nilai keislaman yang dipraktikkan dalam kegiatan sehari-hari.

Mereka tidak hanya belajar materi keislaman saja, tetapi juga dapat mengamalkannya. Mereka belajar berbagai bidang keilmuan sesuai minat dengan memadukan nilai-nilai keislaman yang menjadi fondasi epistemologisnya.

Para mahasiswa harus belajar berbagai materi dasar yang menjadi fondasi ilmiah dan terintegrasi dalam bidang keilmuan yang menjadi spesialisasinya. Dari sini mereka diharapkan mampu menunjukkan jati diri sebagai seorang ilmuan Muslim yang memiliki pandangan hidup islami.

Proses ini tidak sesederhana yang dilakukan bagi kampus-kampus yang tidak memiliki orientasi kepesantrenan. Dunia pesantren yang telah terbukti berhasil menjadi pusat pengembangan karakter para santrinya, akan memiliki peluang keberhasilan Pendidikan jika dapat mengintegrasikan nilai keislaman ke dalam dunia keilmuan yang begitu luas cabangnya.

Para mahasiswa akan dilatih dalam penguasaan berbagai materi keagamaan, dan pada saat yang sama akan menguasai pada keilmuan baik sosial atau sains yang menjadi pilihannya.

Untuk itu, mari kita terus menggali potensi kekuatan lembaga Pondok Pesantren dengan peningkatan pengembangan keilmuan yang tidak hanya pada bidang keagamaan saja, tetapi juga pada bidang yang lebih luas, baik sosial maupun sains.

Karena pada hakekatnya perkembangan keilmuan dalam peradaban Islam tidak pernah ada dikotomi. Semua ilmu pengetahuan dapat dikembangkan agar dapat memberikan manfaat bagi umat manusia.

Penulis : Dr. Much Hasan Darojat