Urgensi Manajemen Ekologi dan Landscape Berbasis Pesantren

369

Urgensi Manajemen Ekologi dan Landscape Berbasis Pesantren

Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam, memiliki peran yang strategis dalam membentuk karakter, moralitas, dan pemahaman nilai-nilai Islam pada santri. Salah satu aspek penting yang perlu ditekankan dalam konteks pendidikan Islam adalah kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekologi. Manajemen ekologi dan landscape berbasis pesantren menjadi penting karena beberapa alasan.

Pertama, ajaran Islam mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Allah yang diberikan kepada manusia sebagai amanah (tanggung jawab). Pesantren, sebagai lembaga Islam, memiliki tanggung jawab untuk mendidik santri tentang pemahaman ini dan bagaimana melaksanakan tugas sebagai khalifah (pemimpin) di bumi.

Kedua, dunia saat ini dihadapkan pada tantangan serius terkait perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan degradasi lingkungan. Pesantren, dengan basis nilai-nilai Islam, dapat menjadi agen perubahan positif dalam mengatasi masalah-masalah global ini melalui edukasi dan tindakan konkret.

Ketiga, pesantren bukan hanya tempat untuk mempelajari ajaran agama, tetapi juga tempat untuk membentuk insan yang peduli terhadap lingkungan. Pendidikan lingkungan di pesantren dapat mencakup pemahaman ekologi, keberlanjutan, dan etika lingkungan sesuai dengan ajaran Islam.

Keempat, pesantren memiliki potensi besar sebagai pusat pendidikan dan penelitian. Dengan mengintegrasikan manajemen ekologi dan landscape, pesantren dapat menjadi pusat yang menghasilkan pengetahuan dan inovasi dalam konteks pelestarian alam.

Kelima, pesantren, sebagai bagian dari masyarakat, dapat memainkan peran penting dalam pemberdayaan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Pendidikan ekologi di pesantren dapat menjadi sarana untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya pelestarian alam.

Keenam, pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku santri. Dengan menerapkan manajemen ekologi dan landscape yang baik, pesantren dapat menjadi model perilaku positif dalam pengelolaan lingkungan, menciptakan generasi yang sadar akan tanggung jawabnya terhadap alam.

Ketujuh, lingkungan yang sehat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan. Pesantren dapat menekankan pentingnya hubungan antara lingkungan yang bersih dan sehat dengan kesejahteraan fisik dan mental, sesuai dengan nilai-nilai kesehatan dalam Islam, mengingat santri tinggal di lingkungan pesantren selama 24 jam. Pesantren adalah rumah kedua bagi para santri dan guru.

Kedelapan, manajemen ekologi dan landscape berbasis pesantren dapat membantu mengidentifikasi pesantren sebagai entitas yang peduli terhadap pelestarian alam. Ini tidak hanya memperkuat citra pesantren, tetapi juga dapat menarik perhatian dan dukungan dari masyarakat dan pihak lain yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Dengan melihat latar belakang ini, manajemen ekologi dan landscape berbasis pesantren bukan hanya merupakan kebutuhan praktis untuk menjaga keberlanjutan alam, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam membentuk generasi yang sadar nilai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Fenomena Kerusakan Ekologi dalam Perpektif Islam

Islam mengajarkan bahwa ada hubungan erat antara manusia dan alam, keduanya bisa saling mempengaruhi. Mesti ada hubungan harmonis diantara keduanya. Sayangnya manusia seringkali justru melakukan kerusakan alam, sehingga alam pun akan memberikan keburukan kepada kehidupan manusia.Islam memandang berbagai kerusakan dan bencana ekologis disebabkan oleh ulah tangan manusia.

Allah telah menegaskan dalam al Qur’an : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS Ar Ruum : 41). Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS Asy Syura : 30).

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS An Nisaa: 79). Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, (QS An An’am: 6).

Para mufassir memaknai kerusakan atau fasad bermacam-macam arti. Diantaranya, segala sesuatu yang tergategori sebagai keburukan, kekurangan hujan dan sedikitnya tanaman, kelaparan dan banyaknya kemudaratan yang terjadi. Hal ini diakibatkan oleh  ulah dan perbuatan manusia yang melanggar hukum dan aturan yang telah Allah tetapkan.

Berbagai pelanggaran dan penyimpangan manusia dari hukum Allah dinamakan kemaksiatan. diantara kemaksiatan terbesar adalah eksploitasi alam yang ugal-ugalan tanpa mengindahkan aturan Allah, meskipun mereka selalu mengatakan demi pembangunan dan demi rakyat serta demi kebaikan. Padahal faktanya mereka sedang melakukan berbagai kerusakan di atas bumi ini.

Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman”. (QS Al A’raf: 85).

“Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,” mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” (QS al-Baqarah:11-12).

Dalam sudut pandang teologi, maka adanya berbagai bencana alam seperti gunung meletus, angin puting beliung, hujan deras dan petir, tsunami atau sejenisnya sesungguhnya merupakan pembuktian atas kekuasaan dan kehendak Allah. Allah memperlihatkan kekuasaanNya dalam rangka memberikan peringatan keras kepada manusia agar kembali kepada jalan Allah dan hanya menyandarkan harapan kepada Allah, taat kepada hukum syariat Allah serta tidak kufur nikmat.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (QS Ar Ruum: 24).

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian  kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.  (QS An Nahl: 112)

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”. (QS Thahaa: 124)

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya (QS An Nisaa : 59). Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya. (QS Al Hasyr : 7)

Sebagai seorang mukmin, tentu datangnya berbagai macam musibah  bencana alam, dijadikan sebagai ibrah yang berharga untuk semakin yakin dan sadar akan kekuasaan Allah, bersyukur atas segala nikmat dan bersabar atas segala musibah.

Maka tepatlah apa yang di sabdakan Nabi saw : “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin bahwa semua urusannya baik, yang demikian itu tidak terjadi pada siapapun, kecuali untuk orang mukmin, jika menimpanya sesuatu yang menggembirakan bersyukurlah ia maka adalah kebaikan baginya, dan jika menimpanya sesuatu yang menyusahkan bersabarlah ia maka adalah kebaikan baginya.”(HR. Muslim )

Adapun berkaitan dengan masalah dosa dan kemaksiatan yang diperbuat oleh individu maupun negara, yang telah mengakitbatkan datangnya musibah, Islam mengajarkan untuk meninggalkan dan bertaubat. Taubat secara individu, kelompok maupun negara.

Manajemen Ekologi Pesantren Darul Muttaqien Bogor

Manajemen ekologi di Pesantren Darul Muttaqien merujuk pada upaya mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dan keberlanjutan dalam pengelolaan pesantren. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam di Indonesia, dan konsep manajemen ekologi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor mencakup aspek-aspek seperti pendidikan ekologi atau lingkungan, penghijauan, pertamanan, perkebunan, pertanian, kebersihan lingkungan, landscape pesantren dan  pemberdayaan masyarakat.

Manajemen ekologi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor  tidak hanya memberikan dampak positif pada lingkungan, tetapi juga menciptakan pesantren sebagai pusat pendidikan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial dan ekologis. Manajemen landscape di Pedsantren Darul Muttaqien mencakup pengelolaan dan pengembangan lingkungan fisik, sosial, dan spiritual pesantren. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang harus  memiliki peran penting dalam pendidikan agama dan moral.

Penting untuk melibatkan semua pihak terkait, termasuk pengelola, pendidik, santri, dan komunitas sekitar, dalam proses perencanaan dan implementasi manajemen landscape berbasis pesantren. Dengan demikian, Pesantren Darul Muttaqien dapat menjadi lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan pengembangan spiritual bagi para santrinya.

Integrasi kurikulum dengan pembelajaran tentang lingkungan hidup, keberlanjutan, dan peran santri sebagai khalifah (pengelola bumi). Penanaman nilai-nilai lingkungan dalam proses pembelajaran agama dan ilmu pengetahuan selalu ditanamkan dalam proses pendidikan di Pesantren Darul Muttaqien. Sebagai contoh proses KBM tidak boleh dimulai jika ruang kelas masih tampak kotor, wajib dibersihkan dulu sebelum belajar.

Praktik-praktik pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan air yang efisien, dan penggunaan lahan yang berkelanjutan. Praktik pertanian organik dan pengelolaan hutan secara lestari. Pesantren selalu melakukan tata kelola lingkungan, seperti merancang tanam, lingkungan hijau, pertanian hingga pengelolaan lahan sawit di Dumai.

Mengadopsi program-program konservasi untuk menjaga keanekaragaman hayati, termasuk pelestarian tanaman obat-obatan tradisional dan tanaman endemik. Mendorong peserta didik untuk aktif terlibat dalam kegiatan pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon buah, pemeliharaan taman, dan rehabilitasi ekosistem.

Pesantren Darul Muttaqien juga mendorong untuk mengembangkan usaha ekonomi berkelanjutan, seperti pengolahan limbah organik menjadi pupuk, limbah plastik menjadi lahan ekonomi. Melibatkan masyarakat sekitar pesantren dalam kegiatan-kegiatan lingkungan. Mengembangkan program-program pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan, seperti pelatihan pertanian organik, pengelolaan sampah, dan keterampilan lain yang mendukung keberlanjutan.

Pesantren Darul Muttaqien bogor selalu bertekad untuk menjadi pesantren teladan dalam hal pengelolaan lingkungan. Pesantren Darul Muttaqien selalu berusaha untuk menjadi contoh dalam menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan dan berbagi pengalaman positif dengan masyarakat sekitar maupun lembaga pendidikan yang berkunjung ke Darul Muttaqien.

Berkolaborasi dengan pihak-pihak eksternal, seperti lembaga lingkungan dan pemerintah, untuk mendukung inisiatif-inisiatif keberlanjutan. Mengikuti program-program  yang mendukung lingkungan dan keberlanjutan. Pesantren Darul Muttaqien pernah menjadi percontohan program Pesantren Ramah Anak (PRA) dari kementerian perlindungan anak dan perempuan.

Pesantren Darul Muttaqien Bogor melakukan perencanaan layout atau landscape  pesantren dengan mempertimbangkan area untuk asrama, masjid, kelas, dan area terbuka. Pemilihan tanaman dan hiasan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan nilai-nilai keislaman. Menyediakan ruang terbuka untuk kegiatan komunitas, diskusi, dan ibadah bersama. Perbandingan lahan yang dirancang Pesantren Darul Muttaqien adalah 60 persen untuk ruang terbuka dan 40 persen untuk bangunan gedung.

Pesantren Darul Muttaqien Bogor juga telah menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan, seperti daur ulang dan penggunaan energi terbarukan. Memastikan penggunaan sumber daya alam dengan bijaksana, seperti air dan tanah, untuk menjaga keberlanjutan lingkungan pesantren. Memastikan adanya fasilitas yang memadai untuk keperluan pesantren, seperti sanitasi, air bersih, dan fasilitas olahraga. Merencanakan infrastruktur teknologi informasi yang memfasilitasi pembelajaran dan administrasi pesantren.

Sejak awal Pesantren Darul Muttaqien berusaha Mmenciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan moral santri. Menyediakan ruang untuk kegiatan-kegiatan sosial, seperti pengajian, kajian kitab, dan kegiatan amal serta memisahkan antara santri putra dan putri secara permanen.  Menyusun program pendidikan lingkungan yang mencakup pemahaman ekologi, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. Mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam pembelajaran mengenai lingkungan dan alam.

Pesantren Darul Muttaqien Bogor melibatkan komunitas pesantren dalam proses pengambilan keputusan terkait manajemen landscape khususnya para pengurus harian pesantren Darul Muttaqien. Mendorong partisipasi aktif guru, santri dan karyawan dalam pemeliharaan dan pengembangan lingkungan pesantren. Menjaga keamanan dan kebersihan pesantren melalui kebijakan dan program yang terstruktur. Mengintegrasikan nilai-nilai kebersihan dan keamanan Islam dalam kebijakan dan tindakan sehari-hari.

Enam Landasan Filosofis Manajemen Ekologi dan Landscape di Pesantren Darul Muttaqien Bogor

Setidaknya ada enam landasan filosofis yang menjadi pijakan pemikiran nilai dalam mengelola lingkungan di Pesantren Darul Muttaqien Bogor. Keenam landasan itu adalah : landasan teologis, sosiologis, psikologis, medis, estetik dan paedagogis. Keenam landasan akan dijelaskan satu persatu. Hal ini sejalan dengan landasan nilai yang diterapkan di Pesantren Darul Muttaqien, yakni nilai ilahiah, nilai ilmiah, nilai alamiah dan nilai insaniah.

Landasan Teologis (ilahiah)

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai teologis melibatkan pendekatan yang holistik dan sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam dimana penjagaan atas lingkungan hidup adalah bagian dari ibadah dan refleksi keimanan seorang muslim. Beberapa prinsip yang dapat menjadi dasar untuk pengelolaan ini melibatkan keberlanjutan, keseimbangan, dan tanggung jawab sebagai khalifah (pemimpin atau pengelola) atas bumi. Prinsip aqidah mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Allah, dan manusia diberikan tanggung jawab sebagai khalifah untuk merawat dan menjaga alam tersebut dengan tunduk dan patuh kepada aturan dan hukum Allah. Jangan sampai manusia malah mengatur Allah.

Prinsip keseimbangan menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan tidak merusak lingkungan. Keseimbangan dalam pengelolaan tanah, air, udara, dan flora-fauna menjadi kunci untuk mewujudkan keadilan dan keberlanjutan. Prinsip penyerahan menunjukkan bahwa manusia sebagai hamba Allah harus tunduk kepada kehendak-Nya. Oleh karena itu, pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren harus dilakukan dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab spiritual dan moral.

Pesantren dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan lingkungan yang mengajarkan nilai-nilai Islam terkait dengan keberlanjutan dan pelestarian alam kepada santri dan masyarakat sekitar. Prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan, seperti pola tanam organik, penggunaan pupuk alami, dan rotasi tanaman, dapat diterapkan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan keberlanjutan dan keadilan.

Prinsip menjaga sumber air dan menghindari pemborosan air dapat diterapkan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap anugerah Allah yang sangat penting. Penerapan energi terbarukan dan penghematan energi sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap bumi.

Menanamkan perilaku etis terhadap lingkungan, seperti tidak merusak tanah, tidak melakukan pembakaran hutan, dan menjaga kebersihan, sebagai implementasi nilai-nilai etika Islam. Melibatkan masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan landscape dan ekologi, sehingga tercipta keberlanjutan yang lebih berdampak positif bagi semua. Pesantren Darul Muttaqien sering mengadakan kebersihan lingkungan masyarakat dengan melibatkan santri. Pesantren Darul Muttaqien juga membantu membuang sampah yang ada di masyarakat ke TPS yang ada di pesantren untuk dikelola.

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren yang berbasis nilai teologis Islam membutuhkan kesadaran spiritual, pendidikan, dan tindakan konkret yang selaras dengan ajaran Islam untuk menjaga keberlanjutan dan keseimbangan alam.

Landasan Sosiologis (alamiah)

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai sosiologi Islam melibatkan pemahaman dan implementasi prinsip-prinsip sosial Islam dalam menjaga lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Beberapa prinsip yang dapat diadopsi dalam konteks ini melibatkan aspek-aspek sosial, keadilan, dan tanggung jawab sosial sebagai khalifah (pemimpin atau pengelola) di bumi.

Prinsip keadilan sosial dalam Islam mengajarkan pentingnya pendistribusian sumber daya dan manfaat lingkungan secara adil. Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren harus memastikan bahwa semua pihak terlibat merasakan manfaatnya tanpa ada bentuk diskriminasi. Konsep solidaritas masyarakat menekankan kerjasama dan dukungan antaranggota masyarakat. Pesantren dapat berperan sebagai agen yang mempromosikan solidaritas dalam menjaga dan merawat lingkungan.

Prinsip kesejahteraan bersama menekankan bahwa keberlanjutan harus memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Pesantren dapat mempromosikan program-program keberlanjutan yang memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara seimbang. Melibatkan masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan landscape dan ekologi. Partisipasi aktif masyarakat dapat meningkatkan tanggung jawab dan keberlanjutan upaya pelestarian alam.

Pesantren dapat berperan dalam mendidik dan memberdayakan masyarakat setempat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan sekitar mereka. Ini dapat mencakup pelatihan, pendidikan, dan promosi kesadaran lingkungan. Konsep sederhana dalam sosiologi Islam mengajarkan pentingnya menghindari perilaku konsumtif yang berlebihan. Pesantren dapat mempromosikan pola hidup sederhana, penggunaan yang bijak atas sumber daya alam, dan pengurangan limbah.

Prinsip kemajuan berkelanjutan mengajarkan bahwa pembangunan harus berlangsung secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistem. Pesantren dapat mengembangkan model pembangunan berkelanjutan yang menggabungkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan. Pesantren sebagai lembaga sosial diharapkan memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitarnya. Pengelolaan landscape dan ekologi harus dilakukan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap kesejahteraan sosial.

Pesantren dapat berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga non-pemerintah untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan lingkungan. Ini termasuk penegakan regulasi lingkungan dan pelaksanaan proyek-proyek bersama. Pesantren dapat menjadi pusat pendidikan sosial yang mengajarkan nilai-nilai keadilan, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial terkait dengan lingkungan. Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai sosiologi Islam mengharuskan kesadaran dan aksi yang berorientasi pada kepentingan sosial dan masyarakat secara umum, sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam konteks sosial.

Landasan Psikologis (insaniah)

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai psikologi Islam dapat mempertimbangkan aspek-aspek psikologis yang memotivasi dan mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungan. Prinsip-prinsip ini melibatkan pemahaman tentang psikologi individu dan komunitas, serta upaya untuk memotivasi perubahan perilaku yang lebih baik terhadap alam.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dapat memberikan keteladanan dalam menjaga lingkungan, baik melalui tindakan nyata maupun pemahaman psikologis yang mendalam. Sikap dan perilaku positif para pemimpin pesantren dapat menjadi inspirasi bagi santri dan masyarakat sekitar untuk ikut berkontribusi dalam pelestarian alam.

Pesantren dapat memberikan pendidikan dan kesadaran psikologis mengenai keterkaitan antara kesejahteraan psikologis manusia dan keberlanjutan lingkungan. Penyadaran akan dampak positif terhadap kesejahteraan mental melalui hubungan harmonis dengan alam dapat menjadi motivasi untuk menjaga lingkungan. Psikologi Islam menekankan hubungan spiritual antara manusia dan alam. Pesantren dapat memfasilitasi pengalaman spiritual dalam kegiatan-kegiatan di alam terbuka, seperti kebun, taman, atau hutan, untuk memperkuat koneksi ini.

Pendidikan emosional dapat membantu individu mengembangkan empati terhadap lingkungan dan mendorong sikap peduli terhadap alam. Pemahaman bahwa alam adalah amanah yang harus dijaga dapat menjadi landasan emosional untuk tindakan pelestarian. Kesehatan mental dan manajemen stres dapat ditingkatkan melalui kontak dengan alam. Pesantren dapat memanfaatkan ruang hijau dan lingkungan alam untuk kegiatan meditasi, relaksasi, atau refleksi guna meningkatkan kesejahteraan mental individu.

Menyediakan bimbingan psikologis untuk membantu individu dan komunitas mengidentifikasi dan mengatasi hambatan psikologis yang mungkin muncul dalam perubahan perilaku menuju pola hidup yang lebih berkelanjutan. Psikologi Islam mendorong pemberdayaan individu dan komunitas. Pesantren dapat mengembangkan program pemberdayaan yang memotivasi dan memberdayakan individu untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan.

Pemahaman konsep kepemimpinan Islami dapat memandu pemimpin pesantren dalam memotivasi santri dan masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Psikologi Islam mengajarkan pentingnya mencari keseimbangan dalam hidup. Pesantren dapat menekankan bahwa menjaga keseimbangan dengan alam adalah kunci untuk kesejahteraan psikologis manusia.

Psikologi Islam memberikan perhatian pada peningkatan kualitas hidup. Pesantren dapat mengajarkan bahwa lingkungan yang bersih dan sehat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan individu dan masyarakat. Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai psikologi Islam melibatkan pendekatan yang berfokus pada pemahaman psikologis individu dan komunitas, serta upaya untuk membentuk sikap dan perilaku yang positif terhadap lingkungan.

Landasan Medis (ilmiah)

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren Darul Muttaqien berbasis nilai kesehatan atau medis melibatkan pendekatan holistik yang memperhatikan kesehatan manusia dan ekosistem secara bersamaan. Memahami keterkaitan erat antara kesehatan manusia dan keberlanjutan ekosistem. Pesantren dapat mempromosikan pengelolaan landscape yang menjaga keseimbangan ekosistem untuk mendukung kesehatan santri dengan pendekatan ilmiah dengan sudut pandang medis.

Menjaga kualitas udara yang baik untuk mendukung kesehatan pernapasan. Menghindari polusi udara dan mendukung tumbuhan yang dapat membersihkan udara merupakan langkah-langkah penting. Menjaga keberlanjutan sumber air bersih dan menjauhkan diri dari pencemaran air untuk mendukung kesehatan masyarakat.

Memanfaatkan konsep Tibb al-Nabawi atau penggunaan tanaman obat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pesantren dapat mengembangkan kebun herbal dan mengajarkan penggunaan tanaman obat yang sesuai dengan ajaran Islam. Memotivasi dan membimbing masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat, termasuk pola makan yang seimbang dan bergizi. Pesantren dapat memberikan edukasi tentang pentingnya gizi dan gaya hidup sehat.

Menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit menular dan menjaga kesehatan masyarakat secara umum. Program-program kebersihan dan sanitasi dapat diterapkan dengan memperhatikan nilai-nilai kesehatan Islam. Klinik Pesantren Darul Muttaqien dengan SDM dokter yang ada telah melakukan berbagai program penyuluhan kesehatan kepada santri secara berkala.

Mendorong gerakan dan aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Pesantren dapat menyediakan fasilitas olahraga dan mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Memastikan pengelolaan limbah yang aman dan ramah lingkungan, termasuk daur ulang dan pemusnahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan.

Mengakui pentingnya kesehatan mental dan spiritual dalam kesejahteraan manusia. Pesantren dapat menyediakan ruang dan program untuk meningkatkan kesehatan mental dan spiritual, termasuk meditasi, dzikir, dan berbagai kegiatan rohaniah.Menerapkan prinsip pencegahan penyakit melalui pembentukan lingkungan yang bersih, sehat, dan aman. Upaya ini mencakup penanaman tanaman anti-mosquito, pengendalian vektor penyakit, dan langkah-langkah lain untuk mencegah penularan penyakit.

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai kesehatan atau medis menekankan pentingnya memandang alam sebagai faktor kesehatan yang integral. Dengan memperhatikan keberlanjutan ekosistem dan menerapkan prinsip-prinsip kesehatan Islam, pesantren dapat menjadi model bagi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan fisik dan mental.

Landasan Estetik

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai estetika Islam melibatkan pendekatan yang memperhatikan keindahan, proporsi, dan harmoni dalam desain dan pengelolaan lingkungan. Prinsip-prinsip ini didasarkan pada pemahaman Islam terhadap keindahan, yang mencakup keberagaman alam dan penekanan pada nilai-nilai estetika yang sesuai dengan ajaran Islam.

Prinsip estetika Islam menekankan rasa syukur terhadap keindahan penciptaan Allah. Pesantren dapat memelihara kebun, taman, dan elemen-elemen alam lainnya untuk memancarkan keindahan dan menguatkan rasa syukur. Prinsip mizan atau keseimbangan dan proporsi sangat penting dalam desain estetika Islam. Pesantren dapat merancang dan mengelola landscape dengan memperhatikan proporsi yang harmonis dan simetri dalam struktur dan penanaman.

Menanam tanaman dan bunga yang indah dan sesuai dengan iklim dan kondisi setempat. Hal ini mencakup pemanfaatan warna-warna alami yang menciptakan keindahan visual. Menerapkan prinsip-prinsip arsitektur Islami dalam desain bangunan dan struktur di pesantren. Desain yang mencerminkan keindahan seni Islam, seperti kaligrafi, mozaik, dan pola geometris, dapat meningkatkan nilai estetika keseluruhan.

Memanfaatkan elemen air, seperti kolam atau air mancur, untuk menambah nilai estetika dan memberikan kesan ketenangan. Prinsip ini mencerminkan nilai-nilai estetika air dalam Islam. Menggunakan materi dan teknologi yang ramah lingkungan dalam pengembangan landscape. Prinsip ini mencakup pemilihan bahan bangunan dan perlengkapan taman yang mendukung Keberlanjutan.

Merancang dan mengelola ruang terbuka dengan memperhatikan pencahayaan alami dan sirkulasi udara yang baik. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada kenyamanan fisik, tetapi juga menciptakan atmosfer yang indah dan nyaman. Melibatkan komitmen untuk melestarikan alam dan keindahan sekitar. Ini mencakup konservasi tanah, pohon, dan ekosistem lainnya yang berkontribusi pada estetika alam.

Mengembangkan seni pertamanan Islam yang mencakup pola-pola geometris dan simbol-simbol Islam yang memberikan nilai estetika tinggi pada landscape. Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap estetika Islam melalui pendidikan. Pesantren dapat menyelenggarakan kegiatan edukatif yang melibatkan santri dan masyarakat sekitar dalam memahami dan menghargai keindahan alam sesuai dengan ajaran Islam.

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai estetika Islam melibatkan penekanan pada keindahan yang diilhami oleh ajaran Islam, membangun lingkungan yang memancarkan harmoni, rasa syukur, dan keindahan estetika alam sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Landasan Edukatif Paedagogis

Pengelolaan landscape dan ekologi di pesantren berbasis nilai edukatif Islam memerlukan pendekatan yang mengintegrasikan aspek-aspek pendidikan Islam ke dalam pengelolaan lingkungan. Tujuan utama adalah mengajarkan nilai-nilai Islam yang berkaitan dengan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan melalui pengalaman langsung di lingkungan pesantren.

Menyelenggarakan program pendidikan lingkungan yang melibatkan santri dan masyarakat sekitar. Ini dapat mencakup pembelajaran tentang ekologi, keberlanjutan, dan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Melibatkan santri dan masyarakat sekitar dalam kegiatan praktis, seperti penanaman pohon, kebersihan lingkungan, dan proyek-proyek keberlanjutan. Ini membantu membentuk kesadaran dan keterlibatan aktif dalam menjaga ekosistem.

Membangun kebun dan taman sebagai sumber belajar dan pengalaman langsung. Santri dapat belajar tentang pertanian organik, pemilihan tanaman berdasarkan ajaran Islam, dan pentingnya keanekaragaman hayati. Menyelenggarakan pelatihan dan program keterampilan hidup berkelanjutan, seperti pertanian organik, pengelolaan limbah, dan teknik-teknik yang mendukung keberlanjutan.

Membentuk etika lingkungan yang kuat melalui pendidikan karakter. Santri diajarkan untuk menghargai alam, menghindari pemborosan sumber daya, dan mengamalkan gaya hidup yang ramah lingkungan. Mengintegrasikan teknologi hijau dan inovasi berkelanjutan di pesantren. Misalnya, penggunaan energi terbarukan, pengelolaan air yang efisien, dan teknologi ramah lingkungan lainnya.

Mengintegrasikan ajaran sains dan ekologi dalam Islam ke dalam kurikulum pendidikan pesantren. Ini dapat mencakup pemahaman tentang keterkaitan antara alam dan manusia menurut perspektif Islam. Berkolaborasi dengan lembaga lingkungan dan konservasi untuk meningkatkan pemahaman dan tindakan pesantren dalam menjaga keberlanjutan.

Melibatkan masyarakat sekitar pesantren dalam kegiatan pembelajaran dan pemberdayaan. Pesantren dapat menjadi pusat sumber daya untuk mengajarkan dan berbagi pengetahuan tentang pengelolaan lingkungan. Menyelenggarakan program monitoring dan evaluasi terus-menerus untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip edukatif Islam diterapkan secara efektif dalam pengelolaan landscape dan ekologi pesantren.

Prinsip-prinsip ini dapat membantu menciptakan lingkungan pesantren yang bukan hanya berfungsi sebagai tempat pendidikan formal, tetapi juga sebagai laboratorium praktis untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam menjaga keberlanjutan alam. Dengan melibatkan santri dan masyarakat sekitar, pesantren dapat menjadi pusat pendidikan dan aksi yang berkelanjutan.

Penutup

Pesantren adalah representasi dari sub sistem dari sistem pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah penyelenggaraan pendidikan yang berlandasakan sumber hukum Islam, yakni Al Qur’an dan Al Hadits. Karena sudut pandang dalam mengelola seluruh program di pesantren adalah sudut pandang Islam.

Termasuk di dalamnya adalah program pengelolaan lingkungan (ekologi) dan penataan ruang pendidikan, keseluruhannya harus berdasarkan standar yang diberikan Allah dan Rasulullah. Jika menyimpang dari hukum Allah dan Rasulullah, maka yang akan muncul adalah berbagai bentuk kerusakan ekologis. Setelah benar landasannya, maka tinggal manajemen yang baik dalam implementasinya.

Makalah disampaikan dalam acara Workshop Manajemen Ekologi dan Landscape Pesantren, Selasa, 05 Pebruari 2024 di Pesantren Darul Muttaqien Bogor