Training Kader HMI Latih Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa STAI Darunnajah

0
169

Jakarta, 5 Maret 2022

10 Mahasiswa STAI Darunnajah Jakarta ikuti Basic Training Latihan Kader 1 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Training ini diikuti oleh 47 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di cabang Jakarta Selatan, diantaranya adalah: Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ), Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA), Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Bina Nusantara. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari 2 malam dari tanggal 18-20 Februari 2022 dan bertempat di Pamijahan, Bogor, Jawa Barat.

Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI merupakan suatu organisasi yang bernafaskan Islam dan bersifat independen atau bebas dan merdeka, tidak tergantung dan memihak dengan kelompok atau golongan tertentu. HMI telah berdiri sejak 5 Februari 1947 sampai detik ini dan insha allah akan terus berkembang dan berkiprah di berbagai universitas islam di seluruh penjuru Indonesia.

HMI juga merupakan organasasi pengkaderan yang memiliki tujuan terbinanya mahasiswa islam menjadi insan ulil albab, turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang di ridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan mengusung tema ‘Membentuk Mahasiswa yang Berjiwa Mu’abbid, Mujahid, Mujtahid dan Mujaddid dan berprinsipkan ‘YAKUSA, Yakin Usaha Sampai’ mahasiswa yang mengikuti basic training ini dibentuk menjadi kader umat yang siap mengabdi kepada masyarakat.

Adapun materi yang dipelajari yaitu, pengantar logika, keyakinan muslim, wawasan ilmu, wawasan sosial, kepemimpinan, etos perjuangan, sejarah HMI, manajemen aksi, ATUI (Asas, Tujuan, Usaha & Independensi), mahasiswa dibekali ilmu yang mumpuni agar dapat bermanfaat dan menjadi ulil albab sejati.

Adapun kader HMI dalam Latihan Kader I jilid II ini diketua oleh Raziq mahasiswa PTIQ dengan nama angkatan Phoenix. Dengan meluluskan 47 kader HMI diharapkan dapat mewujudkan filosofi dari phoenix yaitu sebagai sosok penuh semangat kebangkitan dan dapat menyembuhkan dirinya sendiri, saat ia dalam keadaan terpuruk, juga dapat membawa keajaiban dan perubahan bagi agama, nusa dan bangsa.

(DEMA STAIDA)