
Sejarah Darunnajah sekurang-kurangnya dituliskan dalam tiga fase, periode cikal bakal (1942-1960), periode perintisan (1961-1973) periode pengembangan (1987-1994), priode dewan nazir (1994 s/d Sekarang). Apabila periodesasi ini dikaitkan dengan perguruan tinggi maka dia berada pada periode pengembangan karena dalam beberapa dokumen perguruan tinggi Darunnajah di dirikan pada 3 Agustus 1986. Pada tahun itu ada setidaknya tiga gerakan besar yang dilakukan para pendiri sebagai upaya mengembangkan Darunnajah, yaitu membuka pesantren Darunnajah 2 di Cipining, membina pesantren yang didirikan simpatisan, kolega pimpinan atau keluarga alumni dengan istilah pesantren filial dan mendirikan perguruan tinggi.
Pada awal kemunculannya perguruan tinggi Darunnajah diberi nama Ma’had ‘Aly, yang dalam perkembangannya dibakukan menjadi perguruan tinggi keagamaan Islam atau PTKI di bawah kementrian agama. Pada saat ini hanya ada dua kementerian yang menaungi perguruan tinggi yaitu kemendikbud dan kemenag. Sebelumnya beberapa kementerian menaungi perguruan tinggi seperti kementrian keuangan dengan STANnya, kementerian kelautan dan lain-lain. Namun untuk efisiensi dan efektifitas perguruan tinggi tersebut dilebur di bawah kemendikbud kecuali perguruan tinggi keagamaan Islam yang masih berada di bawah kemenag Rupaya, kharisma para kyai bagai pelopor kemerdekaan negara ini dan merupakan pengusul perguruan tinggi in masih tetap diakui.
Adapun spesialisasi ma’had ‘aly Darunnajah adalah Syariah, Ini merupakan jawaban dari banyaknya alumni kala itu yang ketika kembali ke masyarakat diminta memimpin lembaga pendidikan padahal secara kelembagaan meréka baru lulus kelas aliyah, setingkat SMA. Selain itu Program tersebut awalnya dibangun untuk para alumni yang ikut berjuang, mendidik para santri di Darunnajah agar bisa melanjutkan pendidikan sera memperdalam pengetahuan di bidang kajian syariah. Namun seiring dengan ketentuan sistem pendidikan nasional, nama tersebut kemudian berganti menjadi Institut Agama Islam Darunnajah.
Nama institut merupakan nama umum untuk beberapa perguruan tinggi di luar negeri. Biasanya diterjemahkan dalam bahasa arab dengan istilah ma’had seperti The International Institute of Islamic Thought (IIIT) atau المعهد العالمي للفكرالإسلامي namun rupanya regulasi perguruan tinggi di Indonesia memberikan batasan minimal program studi untuk sebuah institut yaitu minimal 6 prodi. Sedangkan program studi Darunnajah baru satu yaitu Syariah, Oleh sebab itu, akhirnya perguruan tinggi ini berubah nama kembali menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darunnajah.
Dalam kurun waktu 36 tahun, Perguruan Tinggi Darunnajah mengalami lima periode pergantian kepemimpinan. Pada kepemimpinan pertama tahun 1986-1990 perguruan tinggi Darunnajah diketuai oleh alm. Drs. Hafizh Dasuki M.A. Pada hari ahad 27 Dzulqa’dah 1406 H (3 Agustus 1986) atas usulan rapat untuk mencetak ulama yang berbobot dibukalah Institut Agama Islam Darunnajah (IAID)dengan fakultas syari’ah. Perguruan Tinggi ini dilakukan dengan rekomendasi walikota Jakarta Selatan Nomor 446/1-25/I/1987 tanggal 29 Januari 1987 dan izin operasional Rektor IAIN/Koordinator Kopertais Wilayah I Nomor 18 Tahun 1987 tanggal 29 April 1987.
Untuk menyesuaikan diri dengan peraturan pemerintah yaitu keputusan Menteri Agama Nomor 44 Tahun 1988, Institut ini kemudian diubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Ilmu Syari’ah Darunnajah (STISDA) jurusan Peradilan Agama. Pda periode kedua ini diketuai langsung oleh pendiri Darunnajah alm. K.H. Drs. Letkol H. Komaruzzaman dari tahun 1990-1998. Sejalan dengan dibukanya fakultas tarbiyah jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Kependidikan Islam nama STISDA diubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA) sesuai densgan keputusan Menteri Agama Nomor 159 Tahun 1995 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta. Pada periode ketiga tahun 1998-2005 Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA) diketuai oleh Dr. Supriyadi Ahmad M.A. Para pengelola tidak putus semangat dengan tutupnya prodi Pendidikan Bahasa Arab. Sebagai sebuah usaha pengembangan kemudian diajukan prodi baru yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun banyak prodi PAI yang sudah dibuka di Jakarta, izin yang keluar adalah prodi Kependidikan Islam berubah menjadi prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) yang lebih fokus dalam mencetak manajer atau leader di sebuah lembaga pendidikan.
Pada tahun 2015, dalam rapat pengurus Yayasan KH. Saifuddin Arief, (alm) melihat bahwa perguruan tinggi Darunnajah yang masih di level sekolah tinggi harus segera meningkat menjadi Universitas. Dalam pesannya, beliau mengingatkan bahwa lembaga pendidikan yang baik tumbuh ke atas, tidak sekedar tumbuh ke samping. Ini karena Darunnajah sebagai pesantren telah mengembangkan pesantren-pesantren cabang yang sudah berjumlah 20 cabang dengan 58 unit pendidikan dari tingkat dasar sampai atas. Banyak wali santri dan juga para simpatisan yang berharap Darunnajah segera membuka Universitas. Oleh sebab itu, ditetapkan mulai tahun 2015 untuk memulai pendirian Universitas. Ketetapan tersebut disambut baik oleh KH.Sofwan Manaf, pimpinan pesantren Darunnajah, dengan membentuk tim pendirian dari beberapa orang guru dan dosen.
Pada periode keempat Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA) tahun 2005-2019 diketuai oleh Drs. Aunurrofiq, M.M. Masa periode ini sebagai sebuah jawaban terhadap perkembangan keilmuan maka diajukan berdirinya sekolah tinggi teknik dengan ilmu komputer dan manajemen dan diajukan juga sekolah tinggi ilmu ekonomi dengan administrasi bisnis dan akuntansi syariah komunikasi sebagai prodi-prodinya. Namun, karena adanya moratorium pendirian perguruan tinggi baru, pengajuan tersebut belum bisa terealisasi pada tahun tersebut. Pada masa menunggu selesainya moratorium pendirian perguruan tinggi di bawah ke mendikti, beberapa tim yang ada di Pesantren Darunnajah 2 Bogor, mengajukan pendirian Perguruan Tinggi di bawah Kementrian Agama. Sekolah Tinggi yang diajukan adalah Sekolah Tinggi yang diajukan adalah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) namun setelah visitasi yang dilakukan kopertais 2 yang berkantor di bandung, sekolah tinggi yang diajukan diubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) sehingga pada saat itu Darunnajah memiliki 2 STAI yaitu di Jakarta dan Bogor.
Periode yang kelima ini diketuai langsung oleh seorang wanita yaitu Duna Izfanna, M.Ed., Ph.D. dari tahun 2019-2022. Setelah moratorium berjalan kurang lebih 3 tahun. keluar suara pemberitahuan dari LIDIKTI untuk kembali mengurus pengajuan pendirian sekolah tinggi yang diajukan di tahun 2017. Namun ternyata pendirian yang disetujui untuk kembali diajukan hanya sekolah tinggi ilmu ekonomi sedangkan sekolah tinggi teknik masih belum diterima. Tim pendirian kembali bergerak, mengurus perizinan dan lain sebagainnya. Sampai akhirnya terbit surat keputusan Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi ditahun 2020 Salah satu tujuan awal diajukannya dua sekolah tinggi adalah untuk memayungi prodi-prodi keilmuan eksakta dan setelah itu akan digabungkan dengan Sekolah Tinggi yang ada menjadi Universitas.
Hingga pada tanggal 10 Juni 2022 Universitas Darunnajah resmi berdiri dengan mengedepankan ciri khas kampus berbasis pesantren. Universitas Darunnajah yang memiliki 10 program studi ini pun akan menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi pesantren yang berada di seluruh Indonesia. Universitas Darunnajah merupakan cita-cita dari tiga pendiri Pondok Pesantren Darunnajah K.H. Abdul Manaf Mukhayyar, Kol. Pol. Drs. K.H. Komaruzzaman, dan K.H. Mahrus Amin. Rumah besar ini akan menjadi tempat berjuang bagi seluruh kader-kader terbaik Darunnajah untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan nilai-nilai islam dengan cara ilmiah yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan mencetak kader-kader ulama.
Universitas Darunnajah didirikan dengan menggabungkan tiga Sekolah Tinggi yang berada di Jakarta dan Jawa Barat. Tiga Sekolah Tinggi tersebut adalah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darunnajah Jakarta, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darunnajah Bogor, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Darunnajah Jakarta atau yang dikenal dengan Darunnajah Business School (DBS). Saat ini Universitas Darunnajah memiliki 10 program studi, yaitu Sains Aktuaria, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Sitem dan Informasi Teknologi, Bisnis Digital, Kewirausahaan, Hukum Keluarga Islam (HKI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI), dan Administrasi Bisnis.
————————————————-
Official Account University of Darunnajah:
Penerimaan: www.darunnajah.ac.id/pmb
Instagram: @univ.darunnajah
Facebook: Universitas Darunnajah Jakarta
Tiktok: univ_darunnajah
Whatsapp: 081222001443, 081240001302
Website: www.darunnajah.ac.id