Sejarah dan Ibroh ‘Isra Mi’raj serta Tanda-tanda Sholat Kita diterima oleh Allah SWT
By. Khalil Hasibi,S.Pd.I
Paper ini merupakan sebuah kontribusi alumni STAI Darunnajah Jakarta terhadap masyarakat dalam kajian bulanan di Lemabaga Pendidikan Taman Kanak-kanak/TK al-Rahmah, Jln Haji Ridi, Ulujami, Pesangrahan, Jakarta.
BAB I
1. Pendahuluan
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 1 :
Artinya :” Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Al isra’: 1)
Allah s.w.t. telah mengisra’kan (memperjalankan diwaktu malam hari) Nabi Muhammad s.a.w. dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid yang jauh (di Palestina).
Ini adalah suatu perjalanan yang jauh, tetapi dengan kuasa Allah telah dilakukan dalam masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Oleh karena itu mereka yang tidak beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.
Pembahasan pada paper ini hanya terbatas pada persoalan mengenai sejarah dan hikmah yang bisa diambil dari peristiwa isra’ mi’raj, dan masalah-masalah lain seperti sholat yang berkaitan dengan isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Adapaun Tujuan dari pembahasan ini ialah untuk memberikan penjelasan kepada pembaca tentang bagaimana sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Sehingga pambaca diharapkan bisa mengetahui tentang bagaimana Allah itu memuliakan Nabi Muhammad SAW, dan diharapkan pembaca bisa memberikan pengetahuan tentang Isra’ Mi’raj ini kepada orang lain yang membutuhkannya.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Isra’ Mi’raj ( الإسراء والمعراج, )
Isra’ Mi’raj adalah perjalanan malam luar biasa yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Isra’, yang secara harfi berarti perjalanan malam, mengacu kepada perjalanannya dengan arah horizontal, yakni dari al-Masjid al-Haram ke al-Masjid al-Aqsa di Yarussalem, sedangkan Mi’raj yang secara harfi berarti tangga atau alat untuk naik(ke langit), mengacu kepada perjalanannya dengan arah vertikal, yakni dari bumi laik ke langit, (setelah melawati tujuh lapis langit, al-Bait al-Makmur, Sidrat al-Muntaha) beberapa ‘Arsy Allah untuk berhadapan langsung dengan-Nya.
B. Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj
Para ulama tarikh banyak berselisih tentang waktu terjadinya isra’ mi’raj.Sebagian ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 7 Rabiul awal,sebagian lagi pada tanggal 17 Rabiul awal, sebagian lagi pada tanggal 27 Rabiul akhir dan sebagian lagi berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal tanggal 27 rajab.Tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab .Sedangkan tahun terjadinya Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Yaitu pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Wallahu a’lamu bis-shawab…
C. Konteks Terjadinya Isra’ Mi’raj
Suatu hari malaikat Jibril datang menemui Nabi dan kemudian didatangkan buraq, ‘binatang’ berwarna putih yang lebih besar daripada keledai. Sekali melangkah langkahnya sejauh pandangan mata. Dengan buraq itu Nabi melakukan isra’ dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Nabi menambatkan buroqnya dengan tali dimana para nabi sering menambatkan kendaraannya di tempat itu. Kemudian Nabi Muhammad SAW salat dua rakaat di Baitul Maqdis, setelah selesai sholat beliau keluar dan Jibril mendatanginya dengan membawa segelas khamer (minuman keras) dan segelas susu. Nabi Muhammad SAW memilih susu. Kata malaikat Jibril, “Engkau dalam kesucian, sekiranya kau pilih khamer, sesatlah ummat engkau.”
Dengan buraq pula Nabi SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril naik ke langit . Setelah sampai di langit yang pertama bertemu dengan Nabi Adam, di langit kedua bertemu dengan Nabi Zakaria, di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf, di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima bertemu dengan Nabi Harun, di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa, di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim. dari ketujuh Nabi-nabi tersebut mengakui kenabian/kerasulan Muhammad SAW serta menjawab salam dari mereka.
Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Untuk bertemu langsung dengan Allah SWT dan Allah pun memberikan salam kepada Nabi SAW serta memerintahkan sholat 5 waktu dalam sehari.
D. Peristiwa-peristiwa yang ditemui Nabi dan Hikmah Isra’ Mi’raj
A. Peristiwa-peristiwa yang ditemui Nabi
a. Peristiwa-peristiwa yang ditemui oleh Nabi Muhammad SAW dalam Neraka
1. para kelurga yang tidak memenuhi hak-hak keluarga baik istri tidak memenuhi hak-hak suami maupun suami tidak memenuhi hak-hak istri.
2. Para penzina baik laki-laki maupun perempuan.
3. Pemakan harta anak yatim.
4. Pemakan harta riba.
5. Para Penda’i yang melalaikan dirinya.
6. Para penggunjing. dll
b. Peristiwa-peristiwa yang ditemui oleh Nabi Muhammad SAW dalam surga
Selain dari kebalikan 6 peristiwa di atas ada beberapa peristiwa yang ditemui oleh Nabi Muhammad SAW dalam surga, sebagai berikut;
1. Orang yang rajin sholat-berjamaah.
2. Orang yang rajin puasa.
3. Orang yang rajin shodaqoh.
4. Orang yang rajin berdzikir.
5. Orang yang rajin bersholawat atas Nabi Muhammad SAW.
6. Orang yang rajin membantu orang-orang yang tidak mampu.
7. Orang yang rajin Mewaqafkan hartanya dijalan Allah.
8. Orang yang gemar berjihad.
9. Orang yang rajin membaca alquran
10. Orang yang gemar menuntut ilmuNya Allah.
11. Orang yang rajin membangun rumah Allah(Masjid/Pondok/Madrasah).dll
Inilah bukti-bukti kebenaran untuk lebih meyakinkan kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikut Nabinya serta sebagai penguat untuk orang yang benar-benar telah mati mata hatinya.
B. Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isro’ dan Mi’roj:
a. Menjaga Sholat 5 Waktu: Allah SWT memberikan hadiah sholat 5 waktu kepada Nabi Muhammad dan umatnya supaya kita bisa ’berjumpa’ dengan Allah SWT melalui sholat, betapa besar cinta dan rindu Allah kepada kita sehingga kita diperintahkan untuk sholat 5 waktu. Sebagaimana hadits Rosulullah SAW diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : “barang siapa yang melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap-cakap dan menghadap Allah SWT”. Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy fatharassamaawaati wal ardhi….dst “ sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah hati ku, kepada yang menciptakan langit dan bumi yaitu Allah subhanahu wata’ala..”
b. Mempercayai, membenarkan, dan meyakini semua apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW: Sebagaimana Sahabat Abu Bakar ash-Shidiq yang selalu membenarkan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena pada hakikatnya semua apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW berasal dari Allah SWT, dan tidak keluar dari hawa nafsunya.
2. Sholat dan Tanda-tanda sholat kita diterima oleh Allah SWT.
Shalat merupakan tiang agama dan menjadi ‘amal yang pertama kali akan dihisab di yaumil qiyamah kelak. Nabi melanjutkan ”Jika shalat baik maka baik pula seluruh amalan lainnya, begitu pula sebaliknya.
Dalam kitab At Targhib wat Tarhiib buah karya I\Al Hafidz. Zakiyuddin al Mundziri ada keterangan sebuah Hadits qudsy, didalamnya Allah menjelaskan tentang siapa sajakah diantara hamba hamba-Nya yang shalatnya akan diterima, diantaranya adalah :
1. Kata Allah : “Aku terima shalatnya seseorang yang ketika ia shalat ia tawadhu’ ( merasa kecil ) dihadapan kebesaran-Ku “.
Dari ketawadhu’annya inilah akan memunculkan kekhusyu’an.
2. orang yangtidak menyombongkan diri terhadap sesama.
3. yaitu merekayang tidak terus menerus didalam kema’shiyatan.
4. mereka yang menggunakan waktu siang untuk terus mengingat Allah.
Berdzikir disini berarti merasakan Allah selalu berada dekat dalam hidupnya, dan meyakini bahwa Allah selalu memonitor setiap geraknya.Dari sinilah akan muncul perasaan waskat (pengawasan Melekat )
5. yakni mereka yang cinta kepada faqir miskin, Ibnu Sabil, para janda janda tua dan perduli kepada mereka yang tertimpa mushibah.
Semoga kita termasuk salah satu didalamnya, Aamiin.
Wallohu a’lam.
BAB III
Penutup
Makna penting isra’ mi’raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah mengingatkan:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
SUMBER
Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury,(Jakarta,Jabal)
“Fiqh al-Sunnah”, Sayyid Sabiq (Jakarta,Tinta Abadi Gemilang)
Said Nursi, Risalah-al-Nur/menjawab yang tak terjawab dan menjelaskan yang tak terjelaskan,(Jakarta)
Ensiklopedia Islam Indonesia, Tim Penulis UIN Syahid Jakarta(Ketua Harun Nasution).
Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury,(Jakarta,Jabal)