Jakarta – Pondok Pesantren Darunnajah resmi melepas kegiatan Safari Dakwah yang berlangsung di Masjid Jami’ Darunnajah pada hari Rabu, 4 November 2024. Acara pelepasan ini dihadiri oleh K. H. Sofwan Manaf, M.Si., Pimpinan Pesantren sekaligus Presiden Universitas Darunnajah, serta beberapa pimpinan lainnya seperti Samiyono, M.Pd., Wakil Rektor II Universitas Darunnajah; Lili Mohamad Darli, M.A., Direktur Departemen Hubungan Masyarakat; H. Robby Muhammad Syarif, Lc., M.A., Direktur Departemen TMI; dan Muchtar Ghozali, M.M., Direktur Departemen Pengasuhan Santri.
Safari dakwah yang digelar selama tiga hari, mulai 4 hingga 6 November 2024, bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada para santri dalam mengamalkan ajaran agama di tengah masyarakat. Melalui kegiatan ini, para santri diharapkan tidak hanya memahami teori agama, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Praktik lapangan ini menjadi sarana untuk melatih mereka menjadi generasi penerus yang berilmu dan berakhlak mulia.
Dalam pelaksanaannya, Safari Dakwah melibatkan 77 kelompok santri putra dan 52 kelompok santri putri. Setiap kelompok didampingi oleh mahasiswa Universitas Darunnajah yang bertindak sebagai pembimbing. Keterlibatan mahasiswa ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan memberikan teladan dalam berdakwah serta berinteraksi dengan masyarakat luas.
Pimpinan Pesantren Darunnajah, K. H. Sofwan Manaf, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana pembinaan karakter santri. “Safari dakwah merupakan wujud nyata pengabdian dan implementasi ilmu yang telah dipelajari. Ini bukan sekadar perjalanan, tetapi proses belajar bagaimana menjadi pemimpin di tengah umat,” ujarnya. Ia juga berharap para santri dapat membawa manfaat bagi masyarakat yang dikunjungi.
Dengan antusiasme yang tinggi, kegiatan ini diharapkan mampu membentuk santri yang siap berkontribusi bagi agama dan bangsa. Safari Dakwah tidak hanya mengasah kemampuan komunikasi dan dakwah, tetapi juga memperkuat semangat pengabdian di tengah masyarakat, memperkuat pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya unggul dalam teori tetapi juga dalam praktik nyata di lapangan.