Amerika Serikat – Dalam suasana yang penuh semangat persaudaraan lintas benua, Rektor Universitas Darunnajah dan Presiden CECF Imam Bashar Arafat menggoreskan tinta emas pada lembar Implementation of Arrangement (IA).
Momen bersejarah ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan International Observer Program (IOP) yang digelar oleh Civilizations Exchange and Cooperation Foundation (CECF) di Maryland, Amerika Serikat.
Acara penandatanganan yang berlangsung pada 7 Oktober 2024 ini bagaikan jembatan kokoh yang menghubungkan dua peradaban besar. Di satu sisi, Universitas Darunnajah membawa kearifan Timur yang kaya akan nilai-nilai luhur, sementara CECF mewakili semangat Barat yang progresif. Perpaduan ini menciptakan harmoni indah yang menjanjikan kolaborasi luar biasa di masa depan.
Tujuan utama dari acara ini tak lain adalah untuk memperkuat dan mengkonkretkan kerjasama yang telah dirintis sebelumnya melalui MOU. Melalui IA ini, kedua belah pihak berkomitmen untuk mengimplementasikan berbagai program pertukaran budaya, pendidikan, dan penelitian yang akan membuka cakrawala baru bagi para mahasiswa dan akademisi dari kedua institusi.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Darunnajah menekankan pentingnya membangun jembatan pemahaman antar peradaban di era global ini. Beliau berharap kerjasama ini akan melahirkan generasi muda yang berwawasan luas, toleran, dan siap menjadi agen perubahan positif di masyarakat.
Sementara itu, Imam Bashar Arafat menyambut hangat inisiatif ini sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi CECF untuk menciptakan dunia yang lebih damai melalui dialog dan kerjasama antar budaya.
Penandatanganan IA ini menjadi bagian penting tindak lanjut dari rangkaian kegiatan IOP yang berlangsung selama 12 hari. Para peserta, yang terdiri dari pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan pesantren serta akademisi Indonesia, pulang dengan membawa tidak hanya kenangan indah, tetapi juga visi baru dan semangat untuk membangun peradaban yang lebih inklusif. Momentum ini menjadi bukti nyata bahwa perbedaan bukanlah sebuah persoalan, melainkan kekuatan yang memperkaya khazanah peradaban manusia.