Jakarta, 9 Desember 2024 – Dalam sebuah diskusi pada dinner reception di Kedutaan Besar Inggris Jakarta, perwakilan dari British Council bersama Jonathan Ledger, spesialis pendidikan vokasi dari UK Department for Business & Trade, dan Annisa (Icha) Istighfari, Senior Trade Advisor di British Embassy Jakarta.
Keduanya memberikan perspektif global tentang bagaimana pendidikan vokasi dapat diselaraskan dengan kebutuhan masyarakat modern. Jonathan Ledger menekankan pentingnya pendidikan vokasi yang berorientasi pada keterampilan praktis, namun tetap didukung oleh visi kepemimpinan yang kuat.
Acara ini menjadi momentum penting untuk membahas sinergi antara pendidikan pesantren dan pendidikan vokasi internasional. Presiden Universitas Darunnajah, KH. Hadiyanto Arief, menegaskan bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki visi yang lebih besar dari sekadar mencetak tenaga kerja. “Kami mendidik santri dan mahasiswa dengan jiwa kepemimpinan untuk mampu menciptakan lapangan kerja baru, bukan hanya menjadi pekerja,” ujar KH. Hadiyanto. Ia menambahkan bahwa pendidikan berbasis pesantren tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan yang mampu memberi dampak positif bagi masyarakat.
Sejalan dengan itu, Wakil Rektor Universitas Darunnajah, Muhammad Irfanudin Kurniawan, memaparkan pendekatan unik kampusnya dalam mengintegrasikan teori dan praktik. “Kegiatan belajar mengajar di Universitas Darunnajah dirancang untuk menggabungkan teori akademik dengan praktik langsung. Ini dilakukan agar lulusan kami mampu menjawab tantangan dunia kerja sekaligus mewujudkan visi besar Darunnajah, yaitu mencetak pemimpin yang solutif bagi masyarakat,” jelasnya.
Diskusi tersebut membuka peluang kolaborasi lebih luas antara pesantren dan institusi internasional dalam bidang pendidikan vokasi. Dengan pendekatan pendidikan berbasis kepemimpinan dan praktik, pesantren Darunnajah menunjukkan bahwa institusi berbasis nilai keislaman dapat bersaing di tingkat global, mencetak pemimpin masa depan yang memiliki visi besar untuk membangun masyarakat yang lebih baik.
Acara ini sekaligus menegaskan komitmen Darunnajah dalam mengembangkan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan zaman, tanpa menghilangkan akar pendidikan dan nilai-nilai pesantren. Hadir juga Odin Olaya, Business Development Manager ABE UK, juga memberikan pandangan dan apresiasi bagaimana pesantren mampu mencetak pemimpin yang tidak hanya memahami kebutuhan lokal tetapi juga mampu bersaing secara global.
Selain itu, Jovie Pebrihandono, Regional Business Development Executive dari Coventry University, ia menyatakan bahwa Coventry University siap membuka peluang kolaborasi untuk mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa Darunnajah melalui program-program internasional. Kanya Sjahrir, Chief Operating Officer PT Bisa Ruang Nusantara, menambahkan bahwa pendidikan vokasi dapat menjadi solusi dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang berkelanjutan.
Diskusi ini menghasilkan kesepahaman bahwa pendidikan vokasi tidak hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kepemimpinan yang tangguh. Darunnajah, dengan berbagai inisiatif globalnya, telah membuktikan diri sebagai pionir dalam pendidikan berbasis pesantren yang adaptif terhadap kebutuhan zaman.
Melalui kolaborasi dengan institusi internasional seperti Coventry University dan dukungan dari ABE UK, Darunnajah berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan globalnya. Dengan demikian, universitas berbasis pesantren ini tidak hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga pemimpin masa depan yang membawa perubahan positif bagi dunia.