
Jakarta, 11 November 2021
Mahasiswa STAI Darunnajah Jakarta mengikuti apel tahunan di lapangan utama Darunnajah Jakarta pada hari Selasa 2 November 2021. Apel tahunan digelar untuk mengenalkan kampus Darunnajah dari TK, SD, MTs, Aliyah, sampai perguruan tinggi. Selain ajang untuk mengenalkan kampus, acara ini juga menjadi ajang untuk menanamkan nilai-nilai Kedarunnajahan bagi semua siswa, mahasiswa, guru, dan tenaga kependidikan yang ada.
Untuk mahasiswa sendiri acara ini menjadi yang pertama karena sebelumnya tidak pernah ada. Alasan mengapa sekarang juga mahasiswa diikutkan dalam acara ini adalah untuk lebih membentuk karakter mereka agar selaras dengan semua alumni Darunnajah di semua tingkatan dari TK, SD, MTs, dan Aliyah.
Apel tahunan yang juga disebut Pekan Olah Raga Seni Dan Pramuka (Porseka) dibuka langsung oleh Pimpinan Darunnajah Jakarta DR. KH. Sofwan Manaf, M. Si dan K.H. Hadiyanto Arief, S.H., M. Bs. Dalam sambutannya, Kyai Sofwan menekankan tentang revitalisasi TMI Darunnajah dan keterlibatan seluruh santri dan mahasiswa dalam semua kegiatan. Santri dan mahasiswa harus aktif dalam semua organisasi yang ada di lingkungannya, tidak boleh hanya diam dan pasif.
“Program Darunnajah saat ini REVITALISASI TMI DARUNNAJAH proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali kegiatan, nilai-nilai dan filosofi, kembali ke Khittah TMI Darunnajah. Apa itu TMI Darunnajah? Tarbiyatul Mu’allimin Wa Al-Mu’allimat Al-Islamiyah (TMI) adalah pendidikan guru-guru Islam, lembaga pendidikan pesantren berbasis sistem Muallimin. Pemahaman sepenuhnya akan kelebihan kurikulum TMI (Tarbiyatul Muallimin/Muallimat Al Islamiyah) yang menjadi core curriculum dari pendidikan pondok harus difahamkan sedini mungkin bagi santri.” Kata Kyai Sofwan dalam acara tersebut.
Beliau menambahkan, “Lalu bagaimana itu REVITALISASI TMI DARUNNAJAH? Revitalisasi TMI Darunnajah dapat dilakukan dengan:
- Memperkuat manajemen dan kepemimpinan.
- Koordinasi dan kontrol organisasi.
- Rancang dan Bangun peran atau Empowering/pemberdayaan Santri di berbagai sektor. Santri harus banyak terlibat di semua kegiatan. Santri tidak boleh diam dan hanya ikut-ikutan saja. Semua wajib terlibat dalam semua aktivitas. Untuk apa? Untuk mendidik mental, karakter, dan akhlak. Hal-hal tersebut tidak mungkin bisa ditanamkan tanpa adanya pendidikan secara langsung dan keterlibatan.
- Peran asatidz dan ustadzat sebagai Pembina, Pengawas, dan Pengawal setiap kegiatan perlu ditingkatkan. Jumlah kita ini banyak, jangan mengandalkan satu sama lainnya, tapi semua harus bergerak dalam membina santri, mengarahkan santri, dan mengevaluasi santri. Jika semua bergerak, maka guru-guru ini akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat untuk kemajuan lembaga dalam rangka menegakkan kalimat-kalimat Allah.
- Aktualisasi dan kolaborasi semua program pondok yang berorientasi ke dalam bukan berorientasi ke luar.
- Mengedepankan program Bahasa, firqoh-firqoh atau Klub-klub di setiap kegiatan ekstrakulikuler santri. Santri harus aktif, jangan sampai tidak ikut kegiatan di salah satu klub-klub yang ada di Darunnajah. Santri yang aktif akan menjadi lulusan yang tangguh, tahan banting, dan kreatif.
- Kaderisasi di semua lini, dari santri sampai guru-guru. Dari santri kelas satu sampai santri kelas enam, dari guru baru, sampai kepada guru senior. Kaderisasi harus diterapakan di semua lini, dari hal-hal yang kecil, sampai hal-hal yang besar. Semua harus siap. Siap apa? Siap memimpin dan siap dipimpin. Jangan alergi terhadap perubahan.” Imbuhnya dalam sambutan Porseka 2021.
Hendro. R (11/11/21)