
Pengabdian didefinisikan dengan aktivitas untuk mengabdikan diri kepada tanah air dan agama. Definisi ini sebagaimana yang terdapat didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut hemat penulis, pengertian ini masih dikategorikan umum, penulis lebih lanjut mendefiniskan kata -kata pengabdian ini dengan suatu bentuk aktivitas dimana seluruh kemampuan, keilmuan, dan pengalaman disalurkan kepada umat, bangsa dan untuk agama melalui berbagai cara, diantaranya mengabdikan diri untuk mengajar di lembagaĀ pendidikan, mengabdi untuk negara dan agama.
Pengabdian merupakan salah satu program investasi amal untuk akhirat, karena pada dasarnya pengabdian itu didasarkan atas rasa keikhlasan dalam berbagi dan berkarya. Mereka yang mengabdikan dirinya kepada siapa dan dimana saja, tentuk tidak memikirkan hak, tetapi hanya memikirkan tentang kewajiban yang menjadi amanat untuk dipertanggungjawabkan.
Islam agama yang mengedepankan prinsip-prinsip keikhlasan, tidak ada paksaan kecuali hal-hal tertentu saja. Islam mengajak ummatnya untuk mengabdi, ajakan tersebut sesuai dengan tujuan Allah mengangkat seorang yang menjadi Nabi dari kalangan manusia.
Islam berkembang salah satu sebabnya adalah banyaknya umat islam yang mau dan ikhlas untuk mengabdi kepada Islam dengan berbagai cara, seperti mengabdi di lembaga pendidikan mulai dari tingkat Madrasah Diniyah sampai perguruan tinggi sekalipun, mengabdi di masyarakat pedalaman yang notabanenya jauh dari dunia serba modern, menjadi sosok guru untuk masyarakat terpencil dan sebagainya. Ini semua merupakan pekerjaaan luar biasa yang sering dianggap sepele oleh sebagaian masyarakat modern sekarang.
Sebenarnya apa yang menjadi halangan bagi orang-orang untuk mengabdi kepada Agama khususnya? Mungkin penulis beralasan bahwa pengabdian itu menyusahkan, melelahkan atau dipandang rendah oleh sebagaian masyarakat, itu sedikit alasan yang banyak penulis temui. Tapi alasan tersebut sirna jika niat kita untuk mengabdi semata-mata mengharapĀ ridha Allah.
Lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia khusunya pesantren, telah banyak melahirkan calon-calon pengabdian baru setiap tahunnya, seperti Pondok Pesantren Darunnajah, Gontor dan beberapa Ponpes Lainnya. Tujuannya untuk memaksimalkan potensi-pontensi keilmuan mereka untuk lebih berkembang melalui metode mengajar menjadi guru di sekolah atau pondok pesantren yang dituju nantinya. Maka tidak heran, jika Lulusan lembaga pendidikan Agama (Pesantren) banyak yang mampu mengabdi dibanding dengan lulusan di Lembaga Pendidikan Umum.
Pondok Pesantren Darunnajah merupakan salah satu Pesantren yang mencetak kader-kader ummat yang mengabdi nantinya di berbagai wilayah Indonesia, ini adalah wujud regenerasi kader dalam memperjuangkan kepentingan Ummat. Ini merupakan bagian dari cita-cita Pendiri Darunnajah, bahwa Pondok tetap ada walaupun yang mengemban amanat silih berganti. Ini mestinya menjadi contoh konkrit bagi Lembaga Pendidikan di Indonesia khususnya Pesantren untuk melahirkan kader-kader ummat yang dapat mengabdi untuk agama, bangsa Dan negara.
Coba kita bayangkan, jika Indonesia mampu melahirkan guru-guru yang mau mengabdi untuk masyarakat khususnya di dunia pendidikan agama (baik itu lulusan Pesantren ataupun lainnya), Insyallah Indonesia kuat dengan keislamannya hingga seluruh wilayah terpencil. Ini sebagaimana yang dicita-citakanĀ oleh KH.Mahrus Amin (Pendiri & Pimpinan PP.Darunnajah), bahwa beliau bercita-cita mendirikan 1000 pesantren di Seluruh Indonesia. Amiin..
Akhirul kalam, bagi yang lulus Pembekalan Guru baru 2016 Pondok Pesantren Darunnajah, penulis mengucapkan selamat berkarya dan mengabdi untuk Ummat demi mencari Ridha Allah. “Jangan bertanya tentang hakmu, tapi tanyakanlah tentang Kewajibanmu”
#Penulis Mahasiswa STAI Darunnajah Angkatan 2012) anawantum@yahoo.com