Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) STAI Darunnajah Jakarta

156

Dalam pendidikan, Guru sering di artikan sebagai orang tua pengganti dalam mengajar dan mendidik kita. Bapak dan ibu sebagai asbab kita lahir ke dunia dan guru disekolah sebagai sarana pikiran kita dilahirkan di alam raya. Karena orang tua yang lebih sangat terikat dengan anaknya maka tidak sembarang jika dia memberikan kepada orang lain untuk mendidik. Nilai besar yang terkandung dalam hubungan orang tua dan guru perihal mengubah pola pikir anak adalah rasa percaya. Kepercayaan adalah nilai besar yang tidak mudah didapat dari orang lain. Karena rasa percaya dapat membuat orang meninggalkan keyakinan, karena kepercayaan orang-orang rela meninggalkan adat, karena kepercayaan sebagian orang rela mengingkari nilai leluhur.

Ada sebuah kalimat dalam Buku Filsafat Sufi Nusantara yang di ucapkan oleh Sunan Kalijaga yang bisa mengartikan Pendidikan di Lembaga Darunnajah,

“anglaras ilining banyu, ngeli ananging ora keli”. Paham situasi hari ini, mengerti kondisinya dan ikutlah perkembangan zaman. Tapi ingat, terbawa arus boleh namun jangan sampai tenggelam dalam iklan zaman. Sebegitulah yang kita ketahui dari STAIDA. Kampus yang semula berasal dari Pondok Pesantren itu kini sudah punya kampusnya sendiri. Kalau diamati baik-baik nilai yang terkandung tentang pesantren masih tetap dipegang, dengan terus melakukan inovasi terhadap pendidikannya.

Untuk menerima para calon Mahasiswa baru pihak STAIDA menggunakan sistem penerimaan pesantren. Landasan pengetahuan ilmu agama, cara membaca Al-qur’an, dan bahasa arab adalah syarat paling dasar sebelum lanjut ke sesi wawancara. Beberapa jalur yang dipilih selama masa pendaftaran juga ada, salah satunya adalah Beasiswa Kader Umat.

Dominan Mahasiswa di STAIDA banyak berasal dari Pondoknya sendiri, karena mengingat ada masa pengabdian yang dilakukan selama setahun. Mereka bergabung dengan anak-anak luar yang kemudian masuk bersama belajar. Karena terdapat variasi dalam kelas, harus dibutuhkan ketekunan dan semangat belajar, karena asal dari pesantren tidak bisa menjamin kita saat belajar.

Yang diharapkan juga untuk STAIDA adalah alangkah lebih banyak untuk menerapkan banyak metode belajar dan banyak kegiatan penunjang diluar jam pelajaran. Agar kemampuan yang dimiliki bukan hanya menghafal banyak rumus beserta penguasaannya, tetapi praktik yang dapat dilakukan dalam bermasyarakat.