Memperkuat Jiwa Kewirausahaan, Universitas Darunnajah Gelar Kuliah Umum Bersama Pengusaha Nasional H. M. Andy Arslan Djunaid
Universitas Darunnajah menyadari pentingnya kewirausahaan di zaman sekarang.
Kuliah Umum pun digelar mengundang pengusaha nasional yang juga dewan penyantun Universitas Darunnajah H. Mochamad Andy Arslan Djunaid, SE, di Aula Al Ghazali Darunnajah, Jakarta (4/9/2023).
Kuliah umum dipandu Dosen Manajemen Keuangan Universitas Darunnajah Ustadz Samiyono dan diikuti oleh ratusan peserta secara antusias. Turut hadir pula Warek III Universitas Darunnajah Dr. Muhammad Irfanudin Kurniawan.
Dalam opening speech, Presiden Universitas Darunnajah KH. Hadiyanto Arief, SH, M.Bs mengatakan tentang prinsip Islamic entrepreneurship perlu kita jaga dan kita kembangkan.
Pada 10 Juni 2022 Surat Keputusan Universitas Darunnajah keluar dengan berbagai program studi yang dibutuhkan saat ini seperti prodi kewirausahaan, administrasi bisnis, bisnis digital, rekayasa perangkat lunak, sistem teknologi informasi, dan aktuaria.
“Ini ejawantah dari panca jangka Darunnajah,” kata Kiai Dedi.
Iikhtiar untuk mengembangkan wakaf produktif agar bisa berkembang seperti Universitas Al Azhar, Universitas Oxford, Universitas Harvard, dan sebagainya yang berkembang melalui dana abadi atau endownment.
Kiai Dedi juga mengatakan bahwa entrepreneurship adalah semangat api Islam yang harus kita angkat kembali.
Pada sesi presentasi, H. M. Andy Arslan Djunaid memulai cerita bahwa ia hanya S1 tapi ingin sharing pengalaman. Ia menyelesaikan TK sampai SMA di satu sekolah di Pekalongan bernama Ma’had Islam Pekalongan yang berdiri sebelum Indonesia merdeka.
Selanjutnya ia melanjutkan kuliah di Universitas Islam Indonesia (UII) pada 1990.
“Saya lahir dari keluarga saudagar, rata-rata di Pekalongan adalah pengrajin batik. Dari lingkungan tersebut saya kemudian mengasah dalam bidang entrepreneurship,” kata H. Andy.
Saat ini H. Andy juga menjadi Ketum Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa dengan aset 10 T. Saat ini ia menjadi komisaris, direktur, dan komisaris utama di perhotelan, asuransi, dan sebagainya. Saat kuliah ia telah memiliki pemasukan Rp 2juta tiap bulan.
“Saya bawa batik dan jual di Jogja, tanpa modal. Harga batik katun seharga Rp 10ribu dijual Rp 12ribu. Alhamdulillah, karena teman saya banyak dan saya tidak malu-malu, akhirnya banyak laku.”
Pertemanan adalah kunci penting dalam bisnis. Intinya, berapa banyak orang kenal kita dan kita kenal orang.
“Banyak teman sangat berguna dan penting dalam banyak hal, bahkan menunjang bisnis kita. Kalau mau jadi apapun, rawat pertemanan sebanyak apapun,” tambahnya.
Selain itu, kata H. Andy kita juga harus bisa bijaksana dengan media sosial. Banyak perusahaan besar yang mempertimbangkan media sosial kandidat yang melamar pekerjaan.
Bisnis rumah sakit dan hotel masih pakai tenaga manusia. Saat ini pebisnis kaya basisnya teknologi informasi.
“Akan tetapi, saya masih kerja pada bisnis berbasis manusia sebab saya ingin dapat doa dari mereka yang bekerja,” kata lelaki kelahiran Pekalongan 5 Juli 1971.
Namun ke depan bisnis berbasis teknologi informasi sangat penting. H. Andy mensupport entrepreneur muda agar konsen ke teknologi informasi.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam bisnis adalah bagaimana agar survive. Dibutuhkan inovasi, trust, branding.
“Hal lain adalah captive, yakni kita punya banyak teman atau tidak,” lanjutnya. Maka yang penting adalah captive.
Perusahaan yang survive haruslah memiliki SDM tangguh. Kemudian harus jaringan, yakni software dan hardware.
Hal lain adalah produk yang unggul atau berkualitas. “Sesuatu yang memiliki fundamental kuat atau berkualitas akan bertahan lama,” kata H. Andy.
H. Andy teringat nasihat ayahnya, “Jadilah orang yang diperhitungkan, bukan yang dihitung.”
Selanjutnya yang keempat adalah loyalitas. Loyalitas dapat direncanakan atau dibuat. Loyalitas terkait saling menghargai, saling mengerti dan saling mensupport.
“Soal peluang usaha, saat ini ada di mana-mana. Namun saya tidak tahu pola bisnis ke depan sebab banyak perubahan,” kata H. Andy lagi.
H. Andy juga mengatakan bahwa jika kita rajin bergerak dan punya banyak teman, insya Allah ada jalan.
“Syaratnya bisnis adalah mau capek, banyak teman, dan jangan cedera terutama masalah keuangan,” lanjutnya.
Beliau juga menyampaikan pentingnya hijrah untuk belajar atau untuk usaha. Di sini penting sekali kemampuan bertahan yang jauh dari rumah.
“Jangan pernah jadi pecundang, kita harus jadi pemenang dalam situasi apapun,” nasihat H. Andy.
H. Andy memiliki prinsip bahwa produk yang ia jual harus berkualitas baik. Saat ini banyak yang viral akan tetapi banyak yang tidak bermutu.
“Produk yang tidak bermutu walaupun viral itu hanya sementara, dan tidak akan mendatangkan uang dalam jangka panjang,” terangnya.
H. Andy juga menyampaikan pentingnya memiliki perencanaan yang benar, ikhtiar yang benar, dan selebihnya doa agar mendapatkan hasil yang baik pula.
Terakhir, H. Andy bercerita bahwa, “seorang entrepreneur Muslim haruslah bermanfaat untuk umat,” pungkasnya. [Yanuardi Syukur]