STAIDA Online – Marhaban yaa Ramadhan, selamat datang wahai bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan berkah serta ampunan dari Allah SWT. Bulan mulia, bulan diturunkannya Al-Qur’an yang mulia kepada nabi yang mulia.
Dalam mengisi bulan mulia ini Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darunnajah mengadakan kuliah Ramadhan secara daring atau online setiap sore menjelang berbuka puasa.
Kuliah Ramadhan ini diisi oleh dosen-dosen STAI Darunnajah dan pada kuliah Ramadhan hari pertama selasa (13/4) hadir sebagai narasumber yaitu Dr. KH. Shofwan Manaf, M.Si. yang merupakan pimpinan pondok pesantren Darunnajah.
Kegiatan yang digelar oleh bagian kemahasiswaan STAI Darunnajah ini diikuti oleh seluruh mahasiswa STAI Darunnajah dan sivitas akademika STAI Darunnajah.
Kyai Shofwan mengawali ceramahnya, beliau memaparkan data terkait kasus pandemi covid-19 yang masih melanda tanah air sebagai renungan dalam menjalankan ibadah Ramadhan pada tahun ini.
“banyak hal yang berubah karena pandemi ini, termasuk beberapa tata cara ibadah walaupun masih terbatas pelaksanaannya sesuai protokol Kesehatan,” terangnya.
Beliau manambahkan bahwa dalam melihat pandemi ini seharusnya dilihat tidak hanya dari sisi negatif saja, tapi juga dari sisi positif.
“Apalagi kita Darunnajah sebagai lembaga yang bergerak di bidang dakwah, harus tetap berjalan di tengah pandemi ini, karena basis dakwah kita adalah penguatan iman kepada Allah SWT. Sehingga melihat segala sesuatunya dengan positif. Jangan sampai karena kita masih pandemi semuanya jadi menurun tidak ada peluang sama sekali,” tandasnya.
Beliau pun mengatakan bahwa dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini kita sebagai kaum muslimin harus senantiasa bersyukur karena masih merasakan bulan penuh berkah, rahmat dan maghfiroh Allah SWT. Serta menyambut bulan ini dengan kegembiraan hati seraya mengucapkan, “Marhaban yaa Ramadhan,”.
“dalam menghadapi Ramadhan ini kita harus tahu apa saja fadhoil Ramadhan. Kita tentu sudah tahu bahwa keutamaan syahri Ramadhan itu dibagi tiga, yaitu 10 hari pertama itu rahmah, 10 hari kedua adalah maghfiroh atau ampunan Allah, dan 10 hari terakhir adalah I’tqun minannar atau pembebasan dari api neraka,” ungkapnya.
Beliau menjelaskan bahwa dengan kita melaksanakan puasa Ramadhan yang merupakan rukun Islam keempat itu akan menguatkan keimanan kita kepada keenam rukun iman.
Di akhir penjelasannya beliau menyebutkan hikmah-hikmah berpuasa Ramadhan, diantaranya: puasa sebagai ta’abbud kepada Allah, puasa untuk mengingat nikmat Allah, puasa sebagai ibadah khusus yang mendapat pahala langsung dari Allah.
Selain itu puasa juga pengingat bagi orang kaya terhadap orang fakir dan miskin, puasa sebagai sarana menenangkan hati dan membimbingnya kepada takwa dan nilai ibadah pada bulan puasa ini berlipat ganda dibandingkan hari biasa.
“Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tapi juga merupakan Latihan terbaik dalam mengendalikan diri, melatih kesabaran, kejujuran, memupuk solidaritas kepada sesama. Dan singkatnya Ramadhan adalah madrasah yang besar untuk melatih itu semua,” pungkasnya.