Ramadhan dan manajemen Evaluasi Diri
Renungan Surat Al-Hasyr Ayat 18
Oleh:
Ust. Dr. Muhammad Irfanudin Kurniawan, M.Ag.
Wakil Rektor Universitas Darunnajah
Khutbah Pertama
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى، وَلِنَعْلَمْ أَنَّ عِيْدَ الْفِطْرِ الْمُبَارَكِ جَعَلَهُ اللهُ لَنَا وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ أَصْقَاعِ الْأَرْضِ يَوْمَ فَرَحٍ وَسُرُوْرِ، بَعْدَ أَدَاءِ فَرِيْضَةِ الصِّيَامِ، وَالتَّزَوُّدِ مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأَيُّ فَرَحٍ أَعْظَمُ مِنْ فَرَحِ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ أَطَاعَ رَبَّهُ بِمَا شَرَعَ،، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ تَعَالَى: إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ، اُدْخُلُوْهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ (الحجر: ٤٥-٤٦)
Hadirin Jamaah Shalat Idul Fitri rahimakumullah!!
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dalam artian melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya atau dengan istilah lain “لا معصية قَط” artinya tidak akan melakukan kemaksiyatan apa pun. Karena hanya dengan itulah kita dapat meningkatkan kualitas ketaqwaan kita dan terhindar dari nafsu angkara murka yang merugikan.
Allahu akbar 3x, wa lillahil hamd!!…
Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang berbahagia!!
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Yang Maha pemurah atas segala kemurahan rahmat dan karunia-Nya, bimbingan dan pertolongan-Nya, taubat dan maghfirah-Nya selama dalam bulan Ramadhan yang mulia, sehingga kita dapat menyelesaikan ibadah puasa kita sebulan penuh dengan sebaik-baiknya. Segala macam pantangan dan larangan di siang Ramadhan telah berhasil kita hindarkan. Mental dan budi pekerti telah berusaha kita tingkatkan ke arah yang lebih mulia. Kemurahan hati dan kedermawanan kita teruji dengan mengeluarkan shadaqah, zakat fitrah, dan zakat yang lain kepada kaum yang memang membutuhkan dan berhak menerimanya.
Semua itu telah berhasil kita lalui, semua itu berkat kemurahan dan izin dari Allah semata. Oleh karena itu, sekali lagi, marilah kita panjatkan puji syukur dengan setulus-tulusnya kepada Allah SWT. Allahu akbar 3x, wa lillahil hamd!!…
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah!!
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat keberkahan dari Allah melalui Ramadhan yang penuh berkah! Keberkahan adalah salah satu pemberian Allah yang sangat istimewa, dengan keberkahan maka seluruh perkara dalam hidup kita menjadi lebih berharga:
- Apabila umur kita diberkahi, maka banyak sekali amal saleh yang dapat kita lakukan,
- Apabila harta kita diberkahi, maka banyak sekali jasa yang dapat kita usahakan,
- Apabila keluarga kita diberkahi, maka banyak sekali kebaikan yang dapat kita rasakan,
- Apabila ilmu kita diberkahi, maka banyak sekali karya yang dapat kita persembahkan,
Demikianlah dalam segala perkara hidup kita. Tanpa keberkahan, hidup yang kita lalui hanyalah suatu perjalanan yang hambar dan melelahkan, bahkan susah dan menyengsarakan.
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ،
Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang diberkahi Allah!!
Keutamaan Ramadhan ini jangan sampai hilang begitu saja. Keutamaan ini harus menjadi wasilah dan motivasi untuk bisa menjadi lebih baik di masa depan. Masa depan dalam ajaran Islam memiliki posisi yang sangat utama. Maksudnya adalah bahwa agama Islam sangat memperhatikan masa depan. Masa depan yang dimaksud bukan sekedar hitungan 5, 10, 15 atau 20 tahun kedepan. Lebih dari itu, masa depan yang dimaksudkan adalah masa depan di hari akhir.
Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Hasyr ayat 18-19
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik,”
Dalam ayat tersebut, Allah meminta setiap mukmin untuk mempersiapkan diri dengan memperhatikan apa yang telah dilakukannya untuk hari esok (akhirat). Imam Al-Ghazali mengutip Surat Al-Hasyr ayat 18 yang menurutnya mengandung keutamaan muhasabah. Imam Al-Ghazali menyebutkan, Surat Al-Hasyr ayat 18 mengisyaratkan manusia untuk melakukan muhasabah atas perbuatan yang telah dilakukan. Mengevaluasi atau muhasabah diri perlu dilakukan agar kita tahu apakah amalan yang dilakukan selama ini berdampak positif untuk masa depan atau malah membawa pengaruh negatif.
Muhasabah atau introspeksi diri adalah salah satu cara evaluasi dan membersihkan diri sendiri dari kesalahan-kesalahan yang mungkin telah diperbuat. Muhasabah adalah memperhatikan dan merenungkan hal-hal baik dan buruk yang telah dilakukan. Termasuk memperhatikan niat dan tujuan suatu perbuatan yang telah dilakukan, serta menghitung untung dan rugi suatu perbuatan.
Hadirin jamaah rahimakumullah
Muhasabah diidentikkan dengan menilai diri sendiri, mengevaluasi, atau introspeksi diri dengan mengacu kepada Alquran dan hadis Nabi sebagai dasar penilaian, bukan berdasarkan keinginan diri sendiri. Muhasabah adalah salah satu cara untuk memperbaiki hati, melatih, menyucikan, dan membersihkannya.
Prof. Dr. H. Abdullah, M.Si. dalam bukunya yang berjudul “The Power of Muhasabah manajemen hidup bahagia Dunia Akhirat” menulis dua sub judul yang sangat relevan dengan keadaan kita saat ini, yaitu “Idul fitri antara kemenangan dan tantangan” serta “Manajemen pasca Idul Fitri”.
Pada artikel pertama beliau menyebutkan bahwa Idul Fitri artinya kembali kepada Fitrah. Ini harus dilakukan dan diusahakan karena dalam perjalanan hidupnya manusia acap kali terpengaruhi dengan macam-macam kejadian sehingga menyeleweng dari Fitrahnya. Sekurangnya ada tiga faktor yang menodai fitrah seseorang yaitu:
- Kebodohan manusia dari nilai-nilai kebenaran (Al-Baqarah ayat 91)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا بِمَآ أَنزَلَ ٱللهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُۥ وَهُوَ ٱلْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنبِيَآءَ ٱللهِ مِن قَبْلُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah,” mereka berkata: “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?”
- Terpengaruh bujuk dan rayuan Syaitan (Al-Baqarah ayat 208)
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱدْخُلُوا فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
- Menuruti hawa nafsu (Yusuf ayat 53)
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Jamaah Shalat Idul Fitri yang diberkahi Allah
Ramadhan sebagai bulan pendidikan merupakan sebuah momentum untuk menghindari ketiga faktor yang menyebabkan kita menyeleweng dari fitrah. Di bulan Ramadhan kita dididik untuk tidak hanya membaca tapi juga mentadaburi Al-Qur’an sehingga diharapkan kita terhindar dari kebodohan.
Ramadhan juga mendidik keikhlasan dan kesabaran supaya kita terhindar dari bujuk rayu Syaitan. Dan Ramadhan juga mendidik kita menahan lapar dan haus serta menjaga syahwat serta perkara tercela juga kemungkaran agar kita bisa mengendalikan dan tidak mengikuti hawa nafsu.
Namun, momentum itu acap kali hanya menjadi retorika belaka, pasca Ramadhan kebiasan-kebiasan buruk acap kali kembali kita lakukan. Ini merupakan salah satu bentuk kelemahan dalam manajemen ibadah kita. Apabila Ramadhan dimaknai sebagai bulan pendidikan, maka keberhasilan pendidikan tersebut harus terlihat setelah Ramadhan berakhir. Sehingga ini akan terus menjadi tantangan untuk kita semua, agar senantiasa berupaya meneruskan aktivitas dan budaya Ramadhan di bulan-bulan selanjutnya.
Jamaah Shalat Idul Fitri yang kami muliakan
Kehadiran Ramadhan telah memberikan kita sekurangnya tiga sifat positif. Pertama, semangat dalam beribadah. Kedua, semangat bersedekah. Dan ketiga, semangat membaca serta mentadaburi Al-Qur’an. Ketiga sifat ini perlu terus kita rawat, kita lestarikan sehingga kehadiran bulan Syawal pada pagi ini bisa kita sambut dengan penuh riang gembira. Kegembiraan itu sama-sama kita tunjukan dengan takbir, tahmid dan tahlil sebagai tanda kesyukuran kepada Allah karena dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna.
Oleh sebab itu semua, kita harus bertekad untuk terus menjaga spirit Ramadhan dalam satu tahun kedepan, sebagai salah satu bentuk keberhasilan dalam menjalankan ibadah di bulan ini. Ini harus kita upayakan karena tidak ada jaminan, di tahun yang akan datang, Allah berikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan yang penuh berkah ini.
Akhirnya, semoga bulan Ramadhan menjadikan kita pribadi yang bertakwa. Takwa dalam artian paripurna, yaitu senantiasa mencegah diri dari segala bentuk kemaksiatan dan dosa yang menyebabkan fitrah keislaman kita menjadi ternoda.
جَعَلَناَ اللهُ وَإِياَّكُمْ مِنَ العاَئِدِيْنَ وَالفَآئِزِيْنَ وَأَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِباَدِهِ المُتَّقِيْنَ.
قَالَ تَعَالَى فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ اليُسْرَ وَلاَ يُرِيْدُ بِكُمُ العُسْرَ وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوْا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ.
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن
Khutbah kedua
اللهُ أَكْبَرُ! اللهُ أَكْبَرُ! لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ! وَاللهُ أَكْبَرُ! اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ! اَلْحَمْدُ لِلهِ مُعَظِّمِ الثَّوَابِ وَمُجْزِلِ الْأَجْرِ، لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِيْ الْأُوْلَى وَالآخِرَةِ، وَيَعْلَمُ مَا فِيْ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ، أَتَمَّ عَلَيْنَا صِيَامَنَا وَبَلَّغَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللهُ أَكْبَرُ! اللهُ أَكْبَرُ! لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ! وَاللهُ أَكْبَرُ! اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ سَاِئِر الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ وَعِبَادَكَ الْمُؤْمِنِيْنَ.
اللَّهُمَّ آمَنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَهَيِّئْ لَهُ البِطَانَةَ الصَّالِحَةَ الَّتِيْ تُعِيْنُهُ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ وَفِّق جَمِيْعَ وُلَاةِ الْمُسْلِمِيْنَ لِلْحُكْمِ بِشَرِيْعَتِكَ، وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ رَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
اللَّهُمَّ حَقِّقْ لَنَا مَا نَرْجُوْ، وَأَمَّنَا مِمَّا نَخَافُ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّا، وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا رَمَضَانَ، وَتَقَبَّلْ مِنَّا الصِّيَامَ وَالْقِيَامَ، وَسَائِرِ الْأَعْمَالِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ نَالَ أَجْرَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، اللَّهُمَّ أَعِدْ عَلَيْنَا رَمَضَانَ أَعْوَامًا عَدِيْدَةً، وَأَزْمِنَةً مَدِيْدَةً، وَنَحْنُ بِصِحَّةٍ وَعَافِيَّةٍ، وَأُمَّةَ الْإِسْلَامِ فِيْ عِزَّةٍ وَتَمْكِيْنٍ، اللَّهُمَّ أَلِّفْ عَلَى الْخَيْرِ قُلُوْبَنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ فَسَادَ قُلُوْبِنَا، وَارْزُقْنَا حُسْنَ النِّيَّة.
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ انْصُرْ الْمُجَاهِدِيْنَ الَّذِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ لِإِعْلَاءِ كَلِمَتِكَ وَإِعْزَازِ دِيْنِكَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ ارْبِطْ عَلَى قُلُوْبِهِمْ، وَاحْفَظْ دِيْنَهُمْ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ.
اللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ المَهْمُوْمِيْنَ، وَكُنْ لِلْأَرَامِلِ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنِ، وَالْمَحْصُوْرِيْنَ وَالْمَأْسُوْرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ غَفُوْرٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ