Kehidupan adalah pelajaran terbaik
Oleh :
Rahman Saktiawan, S.Pd.I
Banyak diantara kita tidak memahami arti dari kehidupan ini sehingga waktu yang kita gunakan sia-sia.
Mungkin bagi Sebagian orang, hidup ini hanya digunakan untuk bertahan agar tidak termakan zaman, namun bagi Sebagian yang lain hidup ini adalah sebuah karunia dan hadiyah yang diberikan oleh Allah untuk kita.
Ada sebuah pesan yang sering saya dengarkan dari guru saya Ketika beliau selesai memberi materi, pesan tersebut berbunyi ‘’ ish kariman au muth syahidan’’ yang artinya hiduplah dengan mulia atau mati dengan keadaan syahid.
Kata-kata ini mengandung arti yang sangat mendalam dan terdapat sebuah rahasia didalamnya yaitu hidup dengan keadaan yang mulia artinya kita sebagai manusia hendak lah berjuang tanpa adanya rasa malas, putus asa, tidak besemangat dan ingin mendapatkan balas jasa dari orang lain.
Kia saya mengingatkan berjasalah tapi jangan minta balas jasa karena orang yang minta balas jasa dia tidak memiliki harga diri seperti hal nya orang yang tidak tau diri.
Rasulullah dalam sebuah hadits menjelaskan ‘’ kullu mauludin yuladu alla fitrah fa abawahu yuhawwidanihi au yunasironihi au yumajjisanihi…’’.
Yang artinya setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci (Islam) namun orang tua (lingkungan) menjadikan mereka Yahudi, Nasrani atau Majusi.
Maka sesungguhnya kita ini terlahir dalam keadaan yang baik tetapi semua itu tergantung kepada diri kita bagaimana kita beradaptasi dengan lingkungan.
Kedua, mati dalam keadaan syahid. Dalam hal ini tentu kita tahu betul hakikat kematian dan apa yang harus kita persiapkan bila waktu menghadap sang pencipta telah datang. Akan tapi, banyak pula dari kita yang menyiayiakan kehidupan ini dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai ajaran agama dan pada akhirnya hanya penyesalan yang akan di dapat dari semua itu.
Ada sebuah pesan sekaligus nasehat oleh seorang penyair yang berbunyi ‘’inna syababa wal farogo waljidata mufsadatun lilmari ayyi mufsadatin’’ perkataan ini bermakna, waktu yang paling berbahaya bagi seserorang yaitu di waktu remaja karena keingin tahuann yang tinggi dan mengakibatkan ia melakukan segala hal untuk mendapatkannya. kemudian, waktu luang yang banyak yang membuat orang tidak sadar bahwa setiap hari hidupnya akan berkurang dan akan dipertanyakan apa yang dia lakukan untuk kehidupan yang diberikan, dan yang terakhir adalah harta atau segala yang kita miliki dan kita banggakan yang pada dasarnya kita tidak akan membawanya Ketika kita meninggalkan dunia ini.
Maka dari itu hendaklah kita memanfaatkan hidup ini dengan sebaik mungkin dan bermanfaat bagi diri kita dan orang lain karna itu akan menjadi bekal kita nanti diakhirat kelak.
Penulis adalah Mahasiswa akhir STAI Darunnajah dan guru di pesantren Darunnajah Jakarta.