setiap kata yang yang terucap dari lisan kita dan yang hakikatnya dari hati kita yang diosertakan dengan cahaya. jikalau cahaya hati kita terang maka kata-kata yang kita keluarkan akan membekas di jiwa dan selalu diingant sepanjang masa dan sebaliknya, jikalau hati kita kotor maka kata-kata yang kita keluarkan ibaat debu yang berterbangan. tidak ada bekasnya sama sekali.
selain itu, baik atau buruknya kata-kata yang diucapkan, juga menjelaskan kadar cahaya hati pemiliknya. jikalau kata-katanya baik maka itu merupakan tanda kecemerlangan hati orang tersebut, jikalau kata-katanya kotor maka begitu jugalah keadaannya hatinya.
lihatlah kata-kata para Nabi yang penuh hikmah dan kebijaksanaan. hal tersebut di karenakan keluar dari hati yang penuh cahaya. kemudian, cobalah anda liohat juga ungkapan para wali Allah SWT. kaya-kata mereka juga indah dan penuh hikmah karena hati mereka bercahaya sesuai dengan kadar keimanan mereka. keadaan kaum mukminin lainnya tidak jauh berbeda. semakin bercahaya hatinya maka semakin membekas katanya.
sebagaimana maqolah dalam kitab al Hikam, setiap kata-kata yang terungkap adalah dibungkus oleh pakaian hati sebagai tempat keluarnya.
untuk mengetahui sedikit banyaknya cahaya dalam hati manusia (penda’wah/guru) menurut pengarang kitab al Hikam tersebut , hanya cukup mengetahui membekasnyaatau tidaknya sebuah perkataan tersebut meski ungkapan tersebut dibungkus sedemikian rapi.
maka maqolah tersebut cukup relapan dengan apa yang dikatakan oleh imam Nawawi (pengarang kitab arbain Nawawi) yaitu bila sautu KBM tidak mencapai maksimal kemungkinan ada 2 faktor . perama bisa jadi gurunya yang kotor hatinya atau muridnya yang kotor hatinya, sehingga pelajaran-pelajaran yang telah diajari susah untuk masuk pada murid-muridnya.
semoga bermanfaat.