Jelang UTS Ganjil 2021, STAIDA Adakan Kuliah Umum Tentang Tradisi Keilmuan Barat dan Islam

0
31
Ustadz M. Irfanuddin Kurniawan, M.Ag. sedang memberikan kuliah umum

STAIDA Online-Masa perkuliahan aktif di Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA) Jakarta telah berjalan sejak awal bulan september. Dan memasuki akhir oktober ini sesuai dengan kalender akademik berarti masa Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil akan segera tiba.

Keadaan saat dimulai acara kuliah umum

Pada jum’at (22/10) siang STAIDA Jakarta mengadakan kuliah umum sebagai pengarahan menjelang UTS Ganjil pada tahun akademik 2021/2022.

Kegiatan ini dilakukan secara hybrid atau kombinasi luring yang dilaksanakan di Aula Kampus STAIDA Jakarta lt. 6 dan daring melalui media zoom meeting untuk beberapa mahasiswa yang sedang berada di luar kota.

Hadir pada kuliah umum ini Al-Ustadzah Duna Izfanna, M.Ed., Psy., Ph.D., Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah, Dr. Sri Nurlaily, M.A., Ketua Program Studi PIAUD, Ustadz Matnur Ritonga, S.H.I., M.Pd., Ketua Program Studi MPI (online), pengelola STAIDA dan seluruh mahasiswa-mahasiswi STAIDA Jakarta.

Dan hadir sebagai pemateri utama pada kuliah umum ini, yaitu Al-Ustadz M. Irfanuddin Kurniawan, M.Ag., wakil ketua 1 bidang akademik. Beliau mengangkat tema pada kuliah umum ini tentang “Tradisi Keilmuan Barat dan Islam”.

Acara yang dipandu oleh Noormala Moeharani mahasiswi MPI semester 7 ini, merupakan acara offline perdana yang digelar untuk seluruh mahasiswa STAIDA Jakarta setelah satu setengah tahun kegiatan selalu dilakukan secara daring karena pandemi.

Dan untuk kelancaran serta keberkahan acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’anul Karim yang dibacakan oleh saudara Nurul Huda mahasiswa MPI semester 7 yang membacakan surat ali Imron ayat 103.

Lalu acara selanjutnya menyanyikan Mars Darunnajah karya Ustadz Anas Fauzi. Menyanyikan Mars Darunnajah ini dipandu oleh saudari Benita Maulidya mahasiswa MPI semester 7 sebagai dirigen.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Ustadzah Duna Izfanna. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya mengetahui hakikat ilmu

“berkaitan dengan tema ini, penting bagi kita mengetahui hakikat ilmu. Karena dengan ilmu kita bisa menjadi orang yang lulus dalam kebenaran dan dengannya pula bisa menjadikan kita malah jauh dari kebenaran,” terang ketua STAIDA ini.

Beliau pula menerangkan bahwa ilmu itu harus menunjukkan kepada kebenaran, karena ilmu itu juga kebenaran dan kebenaran itu adalah ilmu.

Di akhir sambutan beliau mengajak seluruh mahasiswa STAIDA Jakarta dalam menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil ini untuk meluruskan niat dalam bertholabul ilmi.

Ustadzah Duna Izfanna, M.Ed., Psy., Ph.D. sedang memberikan sambutan

Selanjutnya merupakan acara inti yang ditunggu oleh para mahasiswa yaitu kuliah umum tentang tradisi keilmuan barat dan Islam yang disampaikan oleh Ustadz M. Irfanudin Kurniawan.

Di awal pemaparan beliau menjelaskan bahwa STAIDA merupakan kampus yang berbasis pesantren sehingga nilai-nilai yang ditanamkan kepada seluruh mahasiswa pun merupakan nilai-nilai yang berjiwa pesantren.

Beliau juga menambahkan bahwa nilai-nilai pendidikan pesantren di STAIDA ini merupakan nilai-nilai yang berjiwa dan berlandaskan Islam.

Melanjutkan penjelasannya mengenai sejarah tradisi keilmuan di Barat, beliau menerangkan bahwa keilmuan di dunia Barat itu merupakan warisan dari kaum shofis, dimana segala sesuatunya dimulai dengan keraguan.

“Di dunia Barat, ilmu itu dimulai dengan keraguan, meragukan segala sesuatu bahkan dirinya sendiri, sampai-sampai mereka itu mempertanyakan, apakah saya itu ada?,” jelas wakil ketua 1 bidang akademik ini.

Menurutnya, berbeda dengan tradisi keilmuan di dunia Islam, dimana keilmuan dimulai dari wahyu. Dan wahyu pertama yang diturunkan merupakan sebuah perintah keilmuan yaitu iqra’ yang berarti bacalah.

Ustadz M. Irfanuddin Kurniawan, M.Ag. sedang memberikan kuliah umum

Dalam sejarah, lembaga pendidikan Islam pertama yang berdiri adalah baitul arqom, dimana dari lembaga pendidikan ini melahirkan beberapa para pakar hadits seperti abu Hurairah dan sahabat lainnya.

Di akhir paparannya beliau memberikan semangat seluruh mahasiswa STAIDA untuk berusaha belajar dengan sungguh-sungguh agar kejayaan keilmuan Islam dapat kembali diraih. Aamiin.

Kontributor: Zulkifli Reza