
BEDAH BUKU: 1001 Kisah Inspiratif
STAIDA Online-Buku 1001 kisah inspiratif merupakan kumpulan kisah terjemahan bebas dan saduran dari buku berbahasa Arab yang dikemas menjadi 60 kisah kehidupan. Kisah-kisah dalam buku ini merupakan cermin kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang, mulai dari kehidupan berumah tangga, bertetangga hingga bernegara.

Buku yang ditulis oleh salah satu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darunnajah Jakarta ini menjadi sangat menarik untuk didiskusikan.
Dan pada sabtu (10/7) Perguruan Tinggi Darunnajah sukses menggelar bedah buku ”1001 kisah inspiratif” dengan menghadirkan penulis buku Drs. H. Saifullah Kamalie, Lc., M.Hum., Ph.D. sebagai narasumber.

Kegiatan bedah buku ini digelar setelah pada tanggal 20 Juni 2021 sebelumnya dilaksanakan peluncuran buku ”1001 kisah inspiratif” untuk pertama kalinya.
Acara yang diinisiasi oleh Perguruan Tinggi Darunnajah ini diikuti oleh banyak peserta dengan berbagai latar belakang mulai dari guru, dosen, hingga penulis dari berbagai lembaga yang berbeda.
Bedah buku ini dipandu oleh seorang moderator yaitu Ustadz Muhamad Towil Akhirudin, S.S.I., M.Pd. yang merupakan Direktur TMI PP. An-Nur Darunnajah 8 Cidokom Bogor.

Mengawali acara Ustadz Towil mengajak para peserta bedah buku untuk bersama membacakan surat al-Fatihah yang dikhususkan untuk kesehatan para guru-guru pondok yang sedang dalam keadaan sakit.

Ustadz Saifullah Kamalie dalam mengawali pemaparannya ia menerangkan bahwa ”media sosial itu seperti pisau bermata dua, tergantung bagaimana kita menggunakannya,” jelasnya.
Menurutnya, media sosial akan banyak membawa manfaat bagi kita, jika digunakan dengan baik dan benar. Dan ia pun mengaku selain menginspirasi dengan media sosial, ia juga banyak mendapatkan inspirasi dari media sosial.
Ustadz Saifullah mengatakan bahwa bukunya tersebut merupakan kisah-kisah yang berbahasa asli bahasa arab, kemudian beliau terjemahkan untuk memotivasi dirinya sendiri.
Namun menurutnya, manusia sebagai makhluk sosial juga mempunyai keterpanggilan untuk menyebarkan hasil terjemahannya tersebut melalui media sosial untuk memotivasi banyak orang.



Dan ketika beliau mulai menyebarkan kisah-kisah terjemahannya, ternyata mendapatkan respon yang sangat positif dari teman-temannya di media sosial. Dan kemudian mereka pun ikut serta menyebarkan kisah terjemahan hasil karyanya.
Beliau mengaku telah mulai bergelut di dunia penterjemahan sejak tahun 1980-an ketika beliau menempuh studi di Universitas Islam Madinah.

Buku ini merupakan buku hasil karya beliau yang kesekian kalinya, dan beliau berencana untuk membuat seri selanjutnya.