
Apa sebenarnya arti hidup?
Pertanyaan di atas sekilas sangat sederhana. Tapi sadarkah kamu, pertanyaan itu tidak sesederhana seperti seharusnya, bahkan dapat dikatakan sangat kompleks.
Ketika mendapatkan pertanyaan itu, kamu pasti berpikir ulang dan bertanya-tanya kepada dirimu sendiri. Mengingat kembali perjalanan hidupmu selama ini.
Lantas mempertanyakan arti di balik kehidupan yang telah kamu jalani. Berdasarkan asal katanya, arti hidup berasal dari dua kata yakni arti dan hidup.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti adalah maksud yang terkandung (di dalam sebuah kalimat, perkataan). Arti sama halnya dengan makna. Selain itu, arti dapat didefinsikan guna atau faedah.
Lantas, apa yang dimaksud dengan hidup?
Hidup diartikan masih ada terus, bergerak, dan bekerja sebagaimana semestinya. Maka arti hidup adalah maksud yang terkandung di balik keberadaanmu sebagai manusia yang masih ada sampai sekarang.
Bagaimana Menemukan Arti Hidup?
Victor E. Frankl pernah menerangkan, makna hidup (arti hidup) adalah arti dari hidup bagi seseorang. Arti dari hidup yang dimaksud Victor, bukan untuk dipertanyakan melainkan direspon dengan tindakan. Pandangan Victor ini sedikit memberikan gambaran bahwa arti hidup seharusnya bukan dipertanyakan.
Respon yang tepat adalah dengan mempertanggung jawabkannya dengan tindakan, bukan sekadar kata-kata. Ada pula yang mengaitkan arti hidup dengan tujuan. Pemaknaan hidup dapat diperoleh asalkan kamu tahu tujuanmu.
Tidak heran bila ada yang menjelaskan jika arti hidup adalah motivasi, tujuan, atau harapan yang harus dimiliki seseorang yang hidup di dunia ini. Pengertian ini secara tidak langsung menyebutkan, seseorang yang tidak punya tujuan hidup maka tidak tahu arti hidupnya.
Sebenarnya, tidak ada penjelasan yang benar-benar mutlak tentang ini. Manusia tidak ada yang tahu cara menemukan arti hidup dengan benar. Dapat dikatakan bahwa manusia hanya berusaha mencari cara paling mendekati kebenaran. Sejauh ini ada banyak cara dilakukan untuk menentukan formula tepat bagaimana menemukan arti hidup.
Ada yang mencoba menemukan arti hidup dengan bertanya pada orang lain, ada yang mencoba dengan membaca buku dari penulis-penulis bijak, ada yang mempelajari pandangan hidup para filsuf.
Proses pencarian arti hidup seperti perjalanan spiritual, dapat berlangsung seumur hidup.
Sebagai mahasiswa kamu tentu pernah mendengar nama-nama filsuf, Mulai dari Socrates hingga filsuf Asia seperti Mo Tzu. Mereka mengeluarkan pemikiran tentang makna hidup.
Salah satu cabang pemikiran Socrates menyebutkan,” hidup adalah tentang kesenangan di masa masa sekarang”. Arti hidup bagi penganut filsafat ini adalah mendapatkan kesenangan duniawi, kemudian masih cabang pemikiran Socrates  lain yang bernama filsafat sinisisme., bagi pemikir filsafat ini, makna hidup yang sejati adalah” kebebasan”. Dalam filsafat ini pula, muncul istilah parhesia atau kebebasan untuk berkata benar.
Sementara itu, pemikiran Mo Tzu melahirkan ide Mohisme. Filsafat Timur ini menekankan kehidupan tanpa kemewahan.
Apakah kamu pernah mendengarnya?
Jadi menurut pemikiran ini, makna hidup hanya bisa dicapai bila manusia memberikan perhatian kepada manusia lain. Makna hidup diperoleh dengan cara tidak menempatkan kebutuhan di atas kebutuhan orang lain.
Mohisme menjunjung tinggi kesetaraan dan kesamaan. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi, tapi mendahulukan kepentingan orang lain. Dengan cara inilah makna hidup akan didapatkan.
Disebut-sebut mirip dengan Buddhisme, filsafat Tibet juga punya pengertian makna hidup. Bagi penganutnya, makna hidup adalah mencapai tujuan: mengakhiri penderitaan dunia.
Nah, cara mencapai makna hidup dengan cara memahami kehidupan dan cara kerjanya, Setelah mendapatkan pemahaman tersebut, manusia akan sampai di titik pengetahuan mengakhiri penderitaan dunia. Semua pemikiran tersebut punya pandangan yang berbeda dan berusaha menjelaskan makna hidup yang sebenarnya.
Tidak ada patokan pandangan mana yang paling benar dan tidak ada aturannya setiap orang harus punya keyakinan yang sama.
Setiap orang punya pandangannya masing-masing. Semua ini perihal proses pencarian yang tidak bisa disama ratakan. Ibaratnya, bila kamu menemukan A, maka orang lain tidak harus menemukan A juga. Bisa jadi orang lain menemukan B atau yang lainnya.
Mungkin pemikiran Victor E. Frankl ada benarnya. Arti hidup bukan dipertanyakan. Seharusnya manusia yang memaknainya dengan cara melakukan tindakan yang bertanggung jawab dalam kehidupannya.
Pemikiran yang cukup memberikan jawaban soal arti hidup ini bukan tentang tujuan tapi tentang bagaimana memaknai setiap detik kehidupan.
Jika kamu berpikir arti hidup adalah tentang tujuan yang menjadi alasan seseorang hidup, mungkin kamu bisa memikirkannya ulang. Ada banyak orang yang belum mengetahui tujuan hidup sampai bertahun-tahun lamanya. Bahkan sampai mereka tua.
Lantas apakah ia berarti tidak tahu arti hidupnya?
Satu pendapat mengatakan iya. Tapi di sisi lain, ada yang berpendapat tidak.
Arti Hidup tidak ditentukan ada atau tidaknya tujuan dalam diri seseorang. Sesungguhnya arti hidup adalah menjalani setiap detik kehidupan dengan penuh makna.
Terkadang manusia sibuk mengejar tujuan, memikirkan masa depan atau malah terjebak di masa lalu yang membuat mereka melupakan bagaimana cara mensyukuri hidup yang sedang dijalani didepan mata.
Padahal menjalani setiap waktu dengan penuh kesadaran tidak kalah penting, justru inilah pemaknaan hidup. Manusia tahu arti hidupnya dengan memaknai hari-hari yang dijalani.
Bahwa setiap waktu adalah anugerah yang patut disyukuri, menjalaninya dengan penuh kesadaran. Dengan ini kamu bisa menikmati hidup yang penuh makna, seperti menjalani kuliah dengan penuh rasa syukur dapat merasakan proses pendidikan yang tidak semua orang bisa rasakan.
Jadi, sudahkah kamu menemukan arti hidupmu? (audia)