Bulan Sya’ban merupakan bulan yang special bagi Allah dan mendapatkan perhatian besar dari manusia terbaik , Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam’. Selain itu bulan Sya’ban merupakan bulan yang terdapat banyak puasa sunnahnya, sehingga dalam bulan ini Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam sering melakukan puasa sunnah. Bulan ini dinamakan bulan Sya’ban karena kala itu banyak orang Arab yang pergi dan berpencar mencari sumber air di gua-gua setelah lepas bulan rajab.
Sebagaimana yang di qaulkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani :
سُمِّيَ شَعْبَانُ لِتَشَعُّبِهِمْ فِيْ طَلَبِ الْمِيَاهِ أَوْ فِيْ الْغَارَاتِ بَعْدَ أَنْ يَخْرُجَ شَهْرُ رَجَبِ الْحَرَامِ
“dianamakan bulan Sya’ban karena mereka berpencar-pencar mencari sumber air sampai ke dalam gua gua setelah lepas bulan Rajab “. (Fathul Bari’ (IV/213), Bab Shaumi Sya’ban)
Adapun hadist yang mengatakan:
إنَّمَا سُمّي شَعْبانَ لأنهُ يَتَشَعَّبُ فِيْهِ خَيْرٌ كثِيرٌ لِلصَّائِمِ فيه حتى يَدْخُلَ الجَنَّةَ.
Sya’ban karena di dalamnya bercabang kebaikan yang sangat banyak untuk orang yang berpuasa pada bulan itu sampai dia masuk ke dalam surga.” (HR Ar-Rafi’i dalam Tarikh-nya dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Syaikh Al-Albani mengatakan, “Maudhu’,” dalam Dha’if Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 2061
Dalam riwayat lain Aisyah Rhadiyallahu ‘anhaa :
كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)
Kedatangan bulan Sya’ban menjelang bulan suci Ramadhan, perlu kita manfaatkan dengan optimal untuk mempersiapakan diri dalam menyambut bulan Ramadhan. Karena pada umumnya masyarakat kita hanya tahu bahwa Ramadhan bulan untuk berpuasa saja dengan menahan lapar dari subuh hingga petang. Di sinilah, pentingnya Tarhib (menyambut) Ramadhan di bulan Sya’ban untuk memahamkan masyarakat pentingnya belajar Fiqhus Shiyam dan amalan-amalan utama di bulan Ramadhan sehingga mereka dapat mengisi hari-hari Ramadhan dengan beragam ibadah secara optimal. Bahkan, para ulama-ulama salaf terdahulu sudah mentarhibkan bulan Ramadhan, sejak bulan Rajab, dua bulan sebelum Ramadhan, dengan berdo’a,
اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan pertemukanlah kami dengan Ramadhan”.
Lantas apa saja amalan-amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah di bulan Sya’ban ini? Berikut adalah amalan-amalan yang di sukai Rasulullah saat bulan ini berada di tengah-tengah kita :
- Memperbanyak Shaum
Bahwa baginda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam memperbanyak ibadah puasa pada bulan ini , tidak seperti berpuasa pada bulan bulan sebelumnya.
عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ, فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata, “Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari no. 1969 dan Muslim 1156/2721
Amalan-amalan sunnah, termasuk puasa sunnah di bulan Sya’ban, selain sebagai pemanasan menjelang memasuki bulan Ramadhan sehingga tidak berat dan susah berpuasa Ramadhan, melainkan juga untuk menutupi kekurangan dalam menunaikan puasa wajib di bulan Ramadhan, seperti halnya shalat-shalat sunnah yang dapat menutupi kekurangan shalat fardhu. Para Ulama mengatakan bahwa puasa sya’ban meskipun shaum ini adalah sunnah, namun memiliki peran penting dalam melengkapi pahala puasa Ramadhan dan nantinya orang-orang tidak akan kesusahan saat puasa di bulan Ramadhan.
- Perbanyak membaca Al-Qur’an
Bulan Ramdhan adalah bulan syahril qur’an, maka agar raga dan jiwa terbiasa dengan Al-Qur’an, hendaklah sering membaca atau berinteraksi dengan Al-Qur’an agar nantinya kita dapat maksimal membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan.
Salamah bin Khuail berkata :
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ الْقُرَّاءِ
“Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).” Begitu pula yang dilakukan oleh ‘Amr bin Qais rahimahullah apabila beliau memasuki bulan Sya’ban beliau menutup tokonya dan mengosongkan dirinya untuk membaca Al-Qur’an. (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 138)
- Memperbanyak Amal Shalih
Melakukan amal shalih memang dianjurkan setiap saat. Namun, bulan Sya’ban adalah momentum tepat untuk memproduksi beragam amal shalih. para ulama terdahulu membiasakan amalan-amalan shalih semenjak datangnya bulan Sya’ban, sehingga mereka sudah terlatih untuk menambahkan amalan-amalan mereka ketika di bulan Ramadhan.
Mulai dari membiasakan rajin menunaikan shalat-shalat sunnah, memakmurkan masjid dengan shalat berjama’ah, meningkatkan birru’l walidain (berbakti kepada kedua orang tua), memperbanyak sedekah dan lain-lain. Karena sebagaimana sudah disinggung oleh Imam Abu Bakar Al-Balkhi di atas, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman untuk selanjutnya akan memanen tanaman tersebut di bulan Ramadhan.
شَهْرُ رَجَب شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سُقْيِ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ.
“Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman. Beliau mengatakan juga :
مَثَلُ شَهْرِ رَجَبٍ كَالرِّيْحِ، وَمَثُل شَعْبَانَ مَثَلُ الْغَيْمِ، وَمَثَلُ رَمَضَانَ مَثَلُ اْلمطَرِ، وَمَنْ لَمْ يَزْرَعْ وَيَغْرِسْ فِيْ رَجَبٍ، وَلَمْ يَسْقِ فِيْ شَعْبَانَ فَكَيْفَ يُرِيْدُ أَنْ يَحْصِدَ فِيْ رَمَضَانَ.
“Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan.” (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 130)
Semoga Allah SWT memberi kemudahan kita semua untuk memperbanyak ibadah dan amal shalih serta menjauhi maksiat selama bulan Sya’ban dan mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan sehingga kita dapat meningkatkan lagi ibadah dan amal shalih di dalamnya sehingga kita menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa dan meraih maghfiroh serta rahmat di dunia maupun di akhirat.
- Menjauhi perbuatan syirik serta permusuhan diantara orang-orang beriman
Bulan Sya’ban memiliki keutamaan yang sangat banyak, seperti yang sudah dipaparkan diatas bahwa amalan sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan bentuk kemulian bulan Sya’ban. Namun Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menegaskan bahwa Allah Ta’ala akan mengampuni dosa orang-orang yang tidak berbuat syirik dan orang-orang yang tidak memiliki permusuhan diantara saudara se-imannya. Rasulullah bersabda :
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ, إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Sesungguhnya Allah muncul di malam pertengahan bulan Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan musyahin.” (HR Ibnu Majah no. 1390. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah.
Musyahin adalah orang yang sering menebar permusuhan diantara saudara seimannya. Rasulullah menjelaskan secara khusus tentang orang yang memiliki permusuhan diantara saudara seimannya :
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.
memiliki permusuhan antara dia dengan saudaranya. Kemudian dikatakan, ‘Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai’” (HR Muslim no. 2565/6544)
Demikianlah keutamaan amalan-amalan di bulan sya’ban, semoga Allah Ta’ala selalu memudahkan kita dalam be ramal shalih serta senantiasa mengikuti jejak suri tauladan kita baginda Nabi Muhammad Shallahu ‘Alayhi Wassalam dan semoga kita termasuk orang yang mendapatkan keutamaan di bulan sya’ban ini.
Amiin ya Rabbal ‘Alamiin
Penulis: Fajar Nur Syah Alam, S.Pd
Official Account University of Darunnajah:
Penerimaan: www.darunnajah.ac.id/pmb
Whatsapp: 081222001443, 081240001302